Kota Gorontalo, mimoza.tv – Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNG menegaskan, aksi penolakan yang terus dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk penolakan keras. Diharapkan melalui aksi ini, dapat merubah keputusan Rektor untuk tidak mengganti nama UNG, yang dinilai dapat merusak identitas universitas.
Aksi unjuk rasa yang terus menerus dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo, semenjak diputuskan perubahan nama UNG menjadi Universitas BJ Habibie melalui rapat senat.
Menurut presiden Badan Eksekutif Mahasiswa UNG, Whencing Ali, aksi unjuk rasa yang terus dilakukan ini adalah bentuk penolakan keras, terkait kebijakan pergantian nama kampus yang dinilai akan merusak identitas universitas itu sendiri.
“Semoga melalui aksi yang dilakukan oleh mahasiswa ini, diharapkan dapat merubah keputusan Rektor untuk tidak mengganti nama Universitas Negeri Gorontalo,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, mahasiswa tidak menolak nama presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie, akan tetapi pihaknya ingin mempertahankan nama UNG, karena sudah merupakan identitas mahasiswa dan ikon dari masyarakat Gorontalo.
Whencing juga mengakui, meski telah melakukan aksi penolakan berulang kali namun pihak rektorat seperti tidak menanggapi dan tetap pada keputusan, untuk merubah nama UNG menjadi Universitas BJ Habibie. (fzl)