Gorontalo, mimoza.tv – Negara kita saat ini telah memasuki fenomena kependudukan yang disebut bonus demografi. Tidak dipungkiri, bonus demografi ialah hasil dari upaya menurunkan angka Total Fertility Rate (TFR) melalui program keluarga berencana (KB). Jika dimanfaatkan dengan optimal, bonus demografi dapat memacu pertumbuhan ekonomi, yang dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Bonus demografi adalah saat jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) proporsinya lebih dari 50 persen dibandingkan dengan kelompok usia non produktif (0-14 tahun dan > 65 tahun). Pada era ini harus disiapkan generasi yang berkualitas, agar tenaga kerja yang melimpah pada saat ini mampu membawa berkah bukan malah menjadi bencana. Apalagi realitanya saat ini masih banyak persoalan kependudukan yang dihadapi Indonesia.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki amanah untuk memberikan literasi tentang kependudukan agar masyarakat sadar akan pentingnya manfaat yang harus disiapkan dan digunakan serta permasalahan-permasalahan yang harus dihindari dari dampak kependudukan. Salah satu upayanya melalui Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Dihadapan guru, siswa SMA Negeri 1 Tapa, serta tamu undangan lainnya, Direktur Bina Kesetaraan Keluarga Berencana jalur Swasta, drg Witwiyono M. Kes mengungkapkan, latar belakang pembentukan SSK ini tidak lain sebagai upaya pemerintah dalam mensikapi akan datangnya era bonus demografi di Indonesia pada tahun 2020 hingga 2035 mendatang.
Witwiyono menyebut, pada era itu jumlah usia produktif (15 -64 tahun) proporsinya lebih dari 50 persen dibandingkan dengan kelompok usia non produktif (0 – 14 tahun dan > 65 tahun).
“Pada kesempatan ini saya mengucapkan selamat kepada SMA Negeri 1 Tapa yang sudah dinobatkan sebagai sekolah percontohan untuk SSK. Yang penting bagi kita adalah substansinya, yaitu menciptakan penduduk yang berkwalitas. Menciptakan generasi emas 4.0, yaitu generasi yang serba teknologi.” kata Witwiyono dalam sambutannya pada acara Launching Sekolah Siaga kependudukan, yang digelar di halaman SMA negeri 1 Tapa, Kamis (28/11/2019).
Dirinya berharap dalam tahun-tahun kedepan progres dari kegiatan ini jauh lebih baik lagi.
Pada kesempatan yang sama juga Sekertaris Daera Provinsi Gorontalo, Darda Daraba mengungkapkan terima kasih kepada BKKBN Pusat, yang telah menobatkan SMA Negeri 1 Tapa, sebagai SSK.
“Saya memberi apresiasi bagi BKKBN, karena begitu antusias, dan program ini sangat sinkron dengan program yang ada di Provinsi Gorontalo. Jika BKKBN punya 8 program, maka Gorontalo juga punya 8 program. Salah satunya adalah yang dicanangkan oleh Pemerintah melalui BKKBN,” kata Darda Daraba dalam sambutannya.
Dia berharap program SSK ini betuk-betul program KKBPK ini mencerminkan program untuk menuju bonus demografi yang selama ini di dengung-dengungkan.
Kegiatan itu juga dirangkai dengan peresmian ruangan SSK dan UKS, yang ditandai dengan pengguntingan pita.(luk)
. Bukan hanya terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar penduduk dan tingginya laju pertumbuhan penduduk yang memicu pengangguran, tetapi juga kualitas kesehatannya yang masih rendah yang ditandai dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta banyaknya persoalan yang dihadapi remaja terkait dengan pergaulan bebas, pernikahan dini, penyalahgunaan napza dan sebagainya. Disinilah perlunya upaya menghadapi datangnya era bonus demografi secara bijak dengan pendidikan kependudukan pada generasi mudanya, utamanya siswa di sekolah, agar mereka menyadari persoalan yang akan dihadapi di era mendatang terkait melimpahnya tenaga kerja.