Gorontalo, mimoza.tv – Ratusam tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bonebolango, Selasa (24/9) lalu, menggelar aksi mogok kerja. Aksi ini dilakukan untuk menuntut hak yang harus dibayar oleh BPJS Kesehatan, akibat dari molornya pembayarqan klaim.
Pantauan wartawan di rumah sakit itu, audiensi antara pihak BPJS kesehatan dengan tenaga medis berlangsung sengit. Tak hanya itu pegawai di rumah sakit itu mengancam mogok kerja.
“Mogok kerja ini terjadi karena klaim fasilitas kesehatan bulan Mei dan Juni tahun ini belum di bayar. Akibatnya, BPJS sendiri tunggakannya sekitar 7 miliar,” ujar Serly Daud, Direktur RSUD Toto Kabila.
Dirinya merinci, ada Rp 3,5 miliar pada periode bulan Mei, Rp 3,8 miliar dan Rp 4 miliar di bulan Juni, serta Rp 3 miliar di bulan Agustus belum diajukan klaim. Kata dia, bila di total keseluruhan, maka total tunggakan penyelenggara jaminan kesehatan ini mencapai Rp14,3 muiliar.
“Ini akan berpebngaruh pada pengadaan obat dan honor petugas medis. Begitu juga untuk pembayaran jasa pelayanan medis yang belum di bayar, jumlahnya bisa mencapai puluhan miliar,” tegas Serly.
Sementara itu, Kepala Cabang BPJS Gorontalo, Mohamad Yusrijal, mengatakan, keluhan terkait defisit BPJS ini bukan hanya terjadi di RSUD Toto Kabila saja, melainkan hampir di seluruh RSUD di indonesia.
“Terkait masalah defisit ini kita mengalami keterlambatan pembayaran,” katanya.
Dia menyarankan, pihak RSUD melakukan cara alternatif dengan menawarkan bekerja sama pihak perbankan melalui program Supply Chain Financing (SCF) untuk mengatasi kekosongan kas dari pihak rumah sakit tersebut.
“Solusi yang kami tawarkan yakni kerja sama antara pihak RSUD dan perbankan untuk mengatasi masalah kekosongan kas,” pungkasnya.(usi/luk)