Gorontalo, mimoza.tv – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gorontalo mencatatkan diri sebagai lapas pertama di Provinsi Gorontalo yang mengadopsi sistem pembayaran digital bagi warga binaan. Inovasi ini disambut dengan antusias oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Gorontalo, yang memberikan dukungan penuh dengan menghadirkan kartu Brizzi sebagai sarana pembayaran non-tunai. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan, ketertiban, dan transparansi di lingkungan lapas sekaligus memutus peredaran uang tunai yang rentan disalahgunakan.
Pimpinan Cabang BRI Gorontalo, Ryan Kosasih, mengungkapkan apresiasinya terhadap inovasi ini. Menurutnya, sistem pembayaran non-tunai memiliki banyak keuntungan. “Dengan sistem non-tunai, pelaporan keuangan menjadi lebih mudah dan akuntabel. Kami sangat mendukung program ini dengan menyediakan kartu Brizzi dan mesin EDC (Electronic Data Capture) yang terhubung langsung dengan rekening penampungan khusus untuk transaksi di lapas,” ujar Ryan.
Pada tahap awal, BRI akan menyediakan 50 kartu Brizzi di setiap lapas proyek percontohan, serta memberikan pendampingan penuh bagi warga binaan dalam penggunaannya. Penandatanganan kerja sama antara BRI dengan Kalapas Gorontalo, Sulistyo Wibowo, dan Kalapas Perempuan, Elang Kartini, menjadi langkah awal dalam mewujudkan sistem digital ini.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan, Kanwil Kemenkumham Gorontalo, Sulardi, Bc, IP., SH., MH, menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk mengatasi masalah peredaran uang fisik di lapas yang selama ini kerap menjadi celah terjadinya transaksi ilegal seperti perdagangan narkoba dan perjudian online. “Dengan sistem digital, warga binaan bisa melakukan transaksi secara aman tanpa harus menggunakan uang tunai yang rawan disalahgunakan,” ujar Sulardi pada acara penandatanganan kerja sama pada Jumat (1/11/2024).
Sulardi menambahkan, inovasi ini direncanakan untuk diterapkan di seluruh lapas di Provinsi Gorontalo, dimulai dengan Lapas Gorontalo dan Lapas Perempuan sebagai proyek percontohan. “Lapas Gorontalo dan Lapas Perempuan menjadi pilot project, selanjutnya akan diikuti oleh Lapas Boalemo, Lapas Pohuwato, dan bahkan Lapas Anak. Dengan ini, kami berharap bisa memutus rantai transaksi uang fisik di dalam lapas,” tambahnya.
Dengan terobosan ini, Lapas Gorontalo diharapkan menjadi pionir dalam menciptakan lingkungan lapas yang lebih aman, transparan, dan bebas dari transaksi tunai yang rentan disalahgunakan, sekaligus mendorong seluruh lapas di Indonesia untuk mengadopsi sistem serupa.
Penulis : Lukman.
Discussion about this post