Gorontalo, mimoza.tv – Pada bulan November 2019, Nilai Tukar Petani (NTP) (NTP Umum) Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 102,26 persen, atau megalami penurunan sebesar 0,068 persen dibandingkan bulan Oktober 2019 yang mencapai angka 102,96 persen. Hal ini diungkapkan Abdul Asmar, selaku Kepala Bidang Distribusi, Padan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, saat menggelar Press Release data Inflasi, Ekspor Impor, Hotel dan Pariwisata, serta Nilai Tukar Petani, yang digelar di Ruang Vicon BPS Provinsi Gorontalo, Senin (2/12/2019).
Dalam keterangannya Abdul Asmar menjelaskan, NTP masing-masing Subsektor tercatat sebesar 104,23 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP P), 109,80 untuk Subsektor Holtikultura (NTP H), 96,27 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP R), 101,88 untuk Subsektor Peternakan (NTP T) dan Subsektor Perikanan sebesar 93,80.
Dari 10 provinsi di Kawasan Indonesia Timur, kata Abdul Asmar ada 5 provinsi yang NTP-nya berada diatas 100.
“Tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat, dengan NTP-nya sebesar 112,68, diikuti oleh Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 103,34, Provinsi Papua barat sebesar 103,34, dan Provinsi Gorontalo sebesar 102,26,” jelas dia.
Selain itu kata Abdul Samar, NTP terendah terjadi diantaranya di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Provinsi Papua.
Saat rilis fenomena pertumbuhan ekonomi itu juga Abdul Samar menyebut, pada bulan November 2019, terjadi inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Gorontalo sebesar 0,58 persen. Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,86 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,35 persen, kelompok perumahan sebesar 0,42 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen, kelompok pendidikan rekreasi dan olah raga sebesar 0,16 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,22 persen. Sedangkan kelompok sandang mengalami penurunan indeks sebesar 0,09 persen.