Gorontalo, mimoza.tv – Bulan September 2019, Kota Gorontalo mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 133,36 di bulan Agustus 2019, menjadi 132,01 di bulan September. Perubahan ini menyebabkan deflasi sebesar 0,34 persen.
Hal ini diungkapkan Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Herum Fajarawati saat merilis fenomena pertumbuhan ekonomi di Kota Gorontalo, Selasa (1/10/2019).
Herum menjelaskan, penyebab deflasi di Kota Gorontalo terjadi karena adanya penurunan indeks di tiga kelompok pengeluaran, dan empat kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks.
“Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan itu adalah; kelompok bahan makanan, sebesar 1,72 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,06 persen. Sementara kelompok makanan jadi, mimuman, roko, serta tembakau sebesar 0,02 persen,” kata Herum.
Herum juga menjelaskan, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok sandang yang mencapai 0,75 persen, kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen, kelompok perumahan , air, listrik,gas, dan bahan bakar sebesar 0,08 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,05 prsen.
“Pada bulan September ini, ada beberapa komoditas juga yang mengalami penurunan harga, antara lain; ayam hidup, daging ayam ras, daging sapi, cakalang/sisik, deho kembung. Termasuk juga lada atau merica, cabai merah, jahe, kunyit, tomat sayur, bawang merah dan bawang putih,” jelas Herum.
Herum juga merinci, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, seperti; daging ayam kampung, ikan bandeng, baronang, bubara, ekor kuning kakap merah, tuna dan galafea. Komoditas lain juga yang turut naik adalah; susu bubuk, susu untuk balita, kacang panjang, ketimun, kangkung, gula merah, gula pasir, minyak goreng dan sabun cair atau sabun cuci piring.(luk)