Gorontalo, mimoza.tv – Peristiwa mati mesin kapal cepat Express Pricilia 88 di perairan Teluk Tomini menyisahkan cerita pilu bagi Febriyani Lebi bersama 84 penumpang lainnya. Kapal naas itu terobang ambing sekitar 13 jam lamanya di tengah lautan dengan ombak mencapai 4 hingga 5 meter.
Kepada awak media ini Febri mengaku tidak ada firasat atau tanda-tanda bakal terjadi kejadian itu.
“Waktu mesin mati pun kami tidak diberitahu oleh kru kapal. Saya tidak ingat, tetapi setelah pagi-pagi kapten kapal menyampaikan permohonan maaf kepada semua penumpang,” ucap Febri, ditemui di posko Operasi Basarnas di Pelabuhan Gorontalo, Selasa (14/2/2023).
Hal senada juga diungkapkan oleh Tanri. Ia bersama kedua anaknya yang menjadi penumpang kapal itu juga mengaku sempat mengalami kepanikan. Beruntung kata dia ada sesama penumpang saling memberi semangat dan meninta untuk tetap tenang.
Hal yang membuat pikiran panik itu kata dia dalam kondisi ruangan kapan yang panas akibat matinya pendingin ruangan, kedua anaknya mulai kehausan.
“Dari kita bertiga, hanya anak saya pertama yang membawa sebotol air mineral. Karena kita piker perjalanan dari Gorontalo ke Pagimana ini hanya sekitar 3 atau 4 jam saja, jadi tidak membawa bekal lebih. Kondisi ruangan yang panas, ditambah lagi semua penumpang mengenakan rompi pelampung, dan juga ombak yang tinggi. Bahkan dalam keadaan perut yang kosong kedua anak saya ini mengalami muntah-muntah akibat mabuk laut,” kata Tanri.
Cerita pilu juga diungkapkan Rizal. Karena tidak membawa bekal apa-apa, ia mengaku nekat minum air yang ada di kamar mandi kapal.
“Tadinya kita melihat ada air di dalam wadah drum yang tersedia di kapal. Tetapi karena ombak sehingga membuat penyimpanan itu tumpah. Tapi saya tidak putus asa, dan memnemukan sisa air yang ada di kamar mandi. Daripada kita mati kehausan, lebih baik kita minum saja,” ujar Rizal.
Sebelumnya, kapal cepat Express Pricilian mengalami mati mesin dan terombang ambing di perairan Teluk Tomini, Senin (13/2/2022). Info yang dirilis Kantor Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Gorontalo, kapal yang bertolak dari Pelabuhan Gorontalo sekitar pulul 14.00 WITA menuju Pagimana, Sulawesi Tengah itu mengalami mati mesin di posisi koordinat 0°02’624″S-122°55’982″E RADIAL 193°, arah Selatan dari Pelabuhan Gorontalo dengan jarak 33,5 NM.
Pewarta : Lukman.