Gorontalo, mimoza.tv – Permasalahan HIV-AIDS saat ini menjadi tantangan kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Peringatan Hari AIDS sedunia, sejatinya menjadi momentum bagi warga masyarakat agar lebih mawas diri, mengingat jumlah pengidap penyakit yang belum ada obatnya ini di Provinsi Gorontalo sendiri terus meningkat.
Tahun 2015, jumlah penderita HIV-AIDS di bumi Serambi Madinah ini sudah mencapai 37 penderita, dengan jumlah penyakit HIV sebanyak 7 orang dan AIDS sebanyak 30 orang. Tahun 2016 jumlahnya terus bertambah, hingga pada tahun 2017 jumlah ini mencapai 103 kasus.
Bulan September tahun 2018, jumlah kasus HIV-AIDS di Gorontalo berada pada angka 37 orang, dan dengan demikian jumlah total penderitanya semenjak tahun 2015 hingga bulan September 2018 mencapai 435.
Di Gorontalo saat ini, angka penderita HIV-AIDS di kalangan Ibu Rumah Tangga (IRT) perlahan mulai naik.
Lebih banyak beraktivitas di rumah bukan berarti membuat IRT bebas dari penularan HIV/AIDS. Nyatanya dari 107 perempuan yang mengidap HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo, mulai di dominasi IRT.
Sekertaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo Rini Luawo mengungkapkan, trend peningkatan pengidap HIV/AIDS pada IRT tersebut, diduga akibat perilaku seksual suami di luar rumah.
“Kuat dugaan penyebabnya adalah perilaku seksual suami yang tergolong sebagai pelanggan seks di luar rumah,” kata Rini usai kegiatan Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Gorontalo bulan November yang lalu.
Rini menjelaskan, dari 435 kasus HIV/AIDS di provinsi Gorontalo, usia 25 sampai 49 tahun, sebanyak 278 kasus. Jadi sisanya 21 kasus berada pada usia 0 sampai 1 tahun, 1 sampai 5 tahun dan diatas 50 tahun.
Berikut data pengidap HIV-AIDS di Provinsi Gorontalo. (luk)