Gorontalo, mimoza.tv – Yayasan penegak Hak rakyat (Yaphara) Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan khitanan dan pembeatan massal, yang digelar di Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo, Ahad (21-7-2024).
Ketua Yayasan Yaphara Provinsi Gorontalo, Irfan Gani, dalam sambutannya mengatakan, sebanyak 276 remaja di Kota Gorontalo yang ikut kegiatan tersebut, dimana ada 190 remaja putri yang ikut pembaiatan, dan ada 86 remaja lainnya yang ikut khitanan.
Ia mengatakan, bagi anak remaja laki-laki maupun perempuan, proses pembaiatan dan khitanan atau yang disebut dengan ‘Mopolihu lo limu wawu Mo Meati’ itu adalah suatu hal yang harus dilalui sebagai seorang muslim. Namun terkadang, hal tersebut berbenturan dengan biaya.
“Banyak diantara para orang tua ini berpenghasilan rendah, dan hidup pas-pasan. Kondisi seperti ini tentu memerlukan uluran tangan dari sesame saudara muslim yang lebih mampu, terlebih khusus masyarakat Kota Gorontalo,” ucap Irfan.
Olehnya kata Dia, kegiatan itu sebagai wujud komitmen dalam menyampaikan syiar dakwah dan pengabdian kepada masyarakat Kota Gorontalo.
Setali tiga uang, Ketua Dewan Pembina Yayasan Yaphara Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea menyampaikan, Alhamduliilah keseluruhan dana yang digunakan untuk kegiatan itu bersumber dari dana Pokir sebesar Rp.325.000.000,-.
Pada kesempatan itu juga, Pj Wali Kota Gorontalo, Ismail Madjit mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Yayasan Yaphara. Menurut Ismail, kegiatan keagamaan ini sangat tepat. Apalagi dengan melihat kondisi sebhagianh besar wilayah di Kota Gorontalo ini terkena musibah banjir.
“Olehnya, selaku Penjabat Wali Kota Gorontalo saya menyampaikan apresiasi sekaligus terimakasih kepada Yayasan Yaphara Provinsi Gorontalo,” ucap Ismail.
Ucapa apresiasi dan terimakasih juga disampaikan oleh Pj Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, saat memberikan sambutan dalam acara tersebut. Ia berharap, kegiatan ini menjadi kegiatan rutin dari Yayasan Yaphara, dalam membatu masyarakat.
“Pembaiatan adalah suatu ikrar atau janji, serta pengakuan atas keesaan Allah Swt dengan mengucapkan dia kalimat sahadat. Momeati dan moluna merupakan upacara kedewasaan dan penyucian diri melalui tradisi Islam. Semoga kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun oleh Yaphara. Anak-anak ini adalah generasi penerus harapan masa depan, dan kita berharap mereka mampu menjaga kesuciannya hingga kelak dewasa dan menikah,” tutup Rudy.
Penulis : Lukman.