Gorontalo, mimoza.tv – Pakar epidemiologi Pandu Riono mengatakan, pemerintah secepatnya menghentikan rapid test yang marak dilakukan pemerintah daerah di tengah wabah virus Corona. Menurutnya, rapid test mesti dihentikan lantaran tidak akurat dan tidak bisa jadi acuan.
Bila perlu kata dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) ini, besok Senin rapid test di seluruh Indonesia itu dihentikan.
Dalam penjelasannya seperti dilansir dari detik.com, yang dites itu antibodi. Antibodi itu artinya respons tubuh terhadap adanya virus. Itu terbentuk seminggu atau beberapa hari setelah terinfeksi. Kalau tidak reaktif, bukan berarti tidak terinfeksi. Kalau reaktif, bukan berati bisa infeksius.
Dengan maraknya fenomena rapid test, terang Pandu, terjadilah komersialisasi. Salah satunya ketika rapid test menjadi syarat seseorang sebelum boleh menggunakan transportasi pesawat ataupun kereta api. Padahal, menurutnya, rapid test belum dijamin akurasinya.
“Itu useless sebenarnya. Karena kalau tidak, publik rugi, atau banyak uang negara yang seharusnya bisa meningkatkan kapasitas tim PCR, (malah) hanya untuk membeli (alat) rapid,” pungkasnya.(luk)