Gorontalo, mimoza.tv – Ada yang menarik dari unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Merah Putih (AMP), di kompleks Bundaran Saronde, Kota Gorontalo, Selasa (6/9/2022).
Meski sempat diwarnai dengan kericuhan lantaran massa aksi ingin menduduki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SBPU), situasi tersebut berhasil diredam oleh Kapolres Gorontalo Kota, AKBP Ardi Rahananto, yang turun tangan memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan mahasiswa yang sempat diamankan.
Dari pantauan wartawan saat kericuhan berlangsung, jebolan Akpol tahun 2003 ini naik ke mobil milik pengunjuk rasa dan menenangkan aksi lewat pengeras suara.
Bahkan sosok yang pada awal bulan Juli 2022 lalu dilantik oleh Kapolda Gorontalo, Irjen Pol. Helmy Santika ini mengaku bertanggungjawab bila ada anggotanya yang menjalankan tugas tidak sesuai dengan SOP.
“Anggota Sabara mundur. Adik-adik semuanya harap tenang. Saya tadi berjanji dengan koordinator lapangan, kalau aksinya tertib silahkan dilanjutkan. Dan teman-teman kalian yang sempat ditahan akan dikembalikan kesini,” ujar Rahananto menenangkan aksi massa.
Bahkan setelah beberapa demonstran yang di tahan itu dikembalikan, dirinya pun berbaur, duduk lesehan berdialog bersama aksi massa yang menuntut tanggung jawab rekan mereka yang terluka akibat insiden itu.
“Ini ada cctv, kita akan periksa, kita akan bertanggung jawab atas insiden yang sempat terjadi. Bagi adik-adik mahasiswa yang mengalami luka-luka, silakan dirawat di rumah sakit mana. Saya akan tanggung, saya akan biayai. Silahkan di data dan serahkan kepada kami. Saya juga akan tanggung jawab sound system-nya yang rusak,” tutup Rahananto.
Sebelumnya, gelombang protes terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga (BBM) juga digelar di depan kampus Universitas Negeri Gorontalo dan Kantor DPRD Kabupaten Gorontalo. Massa aksi menolak, kebijakan menaikkan harga BBM itu merupakan kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat, dan bahkan menyengsarakan.
Pewarta : Lukman.