Gorontalo, mimoza.tv – Dalam beberapa pekan ini, aplikasi Truecaller menjadi topik perbincangan setelah munculnya cuitan buzzer memperlihatkan grup pesan aplikasi Whatsapp anak STM yang ikut dalam demonstrasi bersama mahasiswa.
Pada hari Selasa (1/10/2019), sang buzzer menarasikan anak STM yang turut dalam aksi demo tersebut merupakan aksi bayaran. Pelajar tersebut dituding rela ikut demonstrasi untuk mendapatkan bayaran dari bandar. Dalam ciutan itu, beberapa percakapan yang menunjukan narasi anak STM demo dibayar diperlihatkan sang buzzer.
Akan tetapi, respon dari sejumlah warganet, narasi yang disebarkan buzzer tersebut, terbongkar berkat pelacakan menggunakan aplikasi Truecaller.
Dan dari aplikasi ini terbongkar, nomor-nomor yang tertera dalam grup Whatsapp anak STM itu, ternyata milik sejumlah aparat Polri.
Dilansir dari VIVA.co.id, data di Play Store menunjukan, Truecaller sudah dipasang 500 juta kali oleh pengguna android. Namun saja, puhak Truecaller mengatakan, 250 juta pengguna setia menggunakan aplikasi tersebut.
Fakta pertama, penggunaan aplikasi ini bisa mengetahui sebuah panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal atau nomor asing yang menghubungi kita. Dengan cepat nomor tersebut apakah nomor s[pam atau telemarketing atauu mengungkap identitas penelpon. Terbukti, pada kasus grup Whatsapp anak STM, ternyata beberapa nomor yang tertera adalah anggota Polri. Aplikasi ini juga dengan cepat bisa mendeteksi sms yang tidak dikenal, memlokir spam dan SMS pemasaran.
Fakta ke dua, aplikasi ini tidak hanya mengetahui penelepon asing. Pengguna aplikasi ini bisa mengobrol gratis dengan pengguna lainnya juga.
Fakta ke tiga dan ini penting, untuk pengguna Truecaller versi yang terbaru di android, akan meminta izin akses kamera, kontak, lokasi, mikrofon, termasuk juga log panggilan, ponsel dan SMS.(luk)