Gorontalo, mimoza.tv – Akademisi, Dr Amir Arham, saat tampil sebagai narasumber di acara program dialog Forum Dewmokrasi Gorontalo (FDG) mengatakan, dirinya menilai ada tiga hal yamg membuat masyarakat menjadi tertarik dengan investasi bodong.
Hal yang pertama kata dia adalah literasi keuangan yang masih rendah.
“Mohon maaf bapab-bapak dari OJK dan BI, data yang saya baca bahwa literasi keuangan kita hanya 40 persen. Jauh dibawah Malaysia yang saat ini mencapai hamper 80 persen. Inilah yang menyebabkan kita mudah tergiur,” ucap Dr Amir.
Yang celakanya lagi sambung dia, menyasar masyarakat terbawah.
“Aset produktif mereka dan sumber penghidupan mereka jual. Jual sapi, kambing, tanah, dengan iming-iming ini dan itu ternyata tidak kembali. Bukan menjadi kaya tapi menjadi papah, menjadi miskin,” imbuhnya.
Dengan maraknya penipuan seperti yang terjadi sekarang ini, dirinya menyarankan seharusnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga yang mengawasi, harus hadir di setiap provisni.
“Sayangnya OJK ini hanya ada di Manado yang membawahi tiga provinsi. Harusnya dia seperti Bank Indonesia yang ada di setiap provinsi, lantaran tugasnya semakin berat” tukasnya.
Sementara untuk hal yang ke dua menurut Dr Amin adalah mudahnya teknologi. Era sekarang ini di handphone pasti banyak mendapatkan berbagai macam tawaran. Bagi yang paham kata dia, tentu tidak akan mudah tergiur dengan tawaran-tawaran seperti itu.
“Hal yang ke tiga adalah, ini merupakan kebiasaan buruk masyarakat yang maunya instan cepat kaya.ini juga adalah patronase. Maunya enak duduk tapi cepat kaya. Ada patron yang dilihat bahwa masa sih hanya saya yang begini-begini terus. Sehingga situasi ini ketika ada tawaran, tanpa berfikir mereka ikut, dan bukannya tambah kaya melainkan malah jatuh miskin,” tandas Dr Amin.
Pewarta: Lukman.