Gorontalo, mimoza.tv – Ekonom, juga praktisi investasi di pasar modal, Bobby Rantow Payu mengatakan, tidak mungkin suatu investasi itu memnjanjikan keuntungan yang pasti. Sifatnya fluktuatif, apalagi yang sifatnya Forex.
Transaksi Forex dan Trading Forex itu kata Dosen Ekonomi di Universitas Negeri Gorontalo ini merupakan dua hal yang berbeda.
“Transaksi Forex itu sifatnya itu diatur oleh BAPPEBTI. Pertukaran uang yang sifatnya ada. Saya butuh dollar, lalu rupiah saya tukar,” ucap Booby saat tampil di program dialog Forum Demokrasi Gorontalo, Senin (20/12/2021).
Lebih lanjut kata Bobby, istilah trading forex merupakan orang yang lebih aktif mengalokasikan dananya dalam melakukan pembelian valuta asing. Mata uang asing yang dibeli nantinya akan dijual belikan dalam waktu yang relatif singkat melihat perkembangan nilai dari mata uang asing yang dimiliki dalam waktu tertentu.
Kata dia, masyarakat perlu memahami bahwa resiko kerugian untuk melakukan trading jauh lebih besar dibandingkan melakukan investasi forex. Selain itu kata ekonom Gorontalo ini, dalam saham itu kalau di konven satu berbanding dua, dan maksimal satu berbanding tiga.
“Kalau di saham kita bisa ambil posisi satu berbanding tiga. Itu kalau yang di konvensional, di syariah tidak bisa. Namun kalau di akun berjangka atau forex ini itu satu berbanding seribu. Bayangkan kalau satu berbanding seribu itu, kalau uang kita Rp 1 juta bisa kita buka posisi sampai Rp 1 miliar. Setiap pergerakan untung sampai 0,1 persen saja, dia itu setara untung sampai Rp 1 juta. Kalau dikonvensi setara dengan 100 persen modal. Kalau untung. Tapi kalau rugi, ya miskin,” imbuhnya..
Saat ditanya pemandu acara, Hadi Sutrisno Daud, jika ada yang menawarkan investasi dengan iming-iming keuntungan pasti, kata dia itu adalah bohong.
“Kalau ada yang menawarkan keuntungan pasti, itu adalah bohong pertama. Kalau ada yang menawarkan keuntungan tinggi, itu dobol bohongnya,” pungkasnya.
Pewarta: Lukman.