Gorontalo, mimoza.tv – Ratusan mahasiswa menggelar demo di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, jumat (5/4/2019). Sambil membakar ban bekas, masa yang berorasi di halaman depan rektorat IAIN Sultan Amai Gorontalo meminta kepada jajaran elit di kampus peradaban islam tersebut agar memberhentikan oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi perguruan tinggi islam di Gorontalo tersebut.
“Kami meminta pihak kampus tidak hanya memberhentikan oknum yang bersangkutan, akan tetapi onum tersebut, tidak bisa diterima juga di semua perguruan tinggi diseluru wilayah akademisi,” ujar Agung Datau, Presiden Badan Eksekutiv Mahaasiswa (BEM) IAIN Sultan Amai Gorontalo, saat diwawancarai sejumlah wartawan.
Lanjut angung, berdasarkan informasi dan laporan yang dia terima, sasmpai saat ini ada empat mahasiswi yang menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosen.
“Untuk saat ini, info yang beredar ada empat orang mahasiswi, yang mungkin angkanya akan berkembang. Bahkan untuk oknum dosennya juga mungkin akan berkembang lebih dari satu orang,” kata Agung.
Agung mengatakan, dari investigasi yang ia lakukan bersama beberapa mahasiswa, dirinya sudah mengantongi beberapa nama dosen.
Sementara itu, DR Lahaji Haedar selaku Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo mengaku prihatin dan menyayangkan kejadian tersebut. Dirinya juga merasa kaget baru hari Kamis (4/4), menerima laporan tentang pelecehan seksual tersebut.
“Kejadian ini sudah lama, saya menerima laporannya baru Kamis kemarin dalam bentuk informasi di media sosial. Artinya beritanya ini sudah menyebar kemana-mana. Dan berdasarkan hal tersebut, tadi malam kami undang seluruh jajaran, baik pembantu rektor, dekan dan lainnya termasuk juga ketua jurusan Fakultas Syariah,” kata Lahaji.
Lanjut Lahaji, jika saja informasi ini sudah dia dapatkan sejak awal, sudah pasti ada sangsi tegas yang diterapkan kepada oknum dosen tersebut.
“Karena memang sudah ada kode etik. Siapapun dia, saya tidak melindungi, baik itu dosen atau mahasiswa, kalau melakukan perbuatan amoral, kita akan tindaki. Dan berdasarkan keputusan, oknum dosen yang bersangkutan kita berhentikan sebagai dosen non dip,” tutur Lahaji.
Dihadapan mahasiswa pendemo juga Lahaji meminta untuk melaporkan semua perbuatan yang melanggar susila.
“Tidak ada yang ditutup-tutupi, silahkan dilaporkan, baik itu antara dosen dan dosen, dosen dan mahasiswa, bahkan antara mahasiswa sendiri,” pungkasnnya.(luk)