Gorontalo, mimoza.tv – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI) Gorontalo menggelar Musyawarah Daerah (Musda) yang ke 3, yang digelar di Gedung Yiladia, Kota Gorontalo, Sabtu (18/6/2022).
Ketua DPD PTGMI Provinsi Gorontalo, Abdulhafidz Daud dalam sambutannya menyampaikan, Musda ini merupakan kali yang ke 3 di gelar semenjak Gorontalo memisahkan diri dari provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada tahun 2000, diikuti oleh PTGMI yang memisahkan diri dari kepengurusannya dengan Sulut pada tahun 2007.
“Agenda utama Musda kali ini adalah untuk memilih ketua yang baru periode 2022 – 2026. Dalam AD/ART kita bahwa Musda ini dilaksanakan dalam empat tahun sekali. Artinya, semakin cepat terjadi sirkulasi dalam organisasi, maka itu akan semakin sehat,” ucap Abdulhafidz.
Lanjut Abdulhafidz, sesuai dengan tema kegiatan, yakni ‘Menuju Era Transformasi Digital’, maka Musda itu sendiri menjadi momentum bagi anggotanya untuk meningkatkan profesionalisme terapis gigi dan mulut.
“Kita tau bersama beberapa tahun lalu kita diperkenalkan dengan industi 4.0, kemudian society 5.0, lalu metaverse, yang semuanya itu berbasis digital dan dapat diartikan bahwa seluruh pelayanan public berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujarnya.
Olehnya menurut Abdulhafidz, perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi itu dengan bisa diwujudkan dengan profesionalisme, meningkatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan perilaku.
Pada kesempatan itu dirinya menyampaikan, bahwa pada bulan September 2022 nanti, Provinsi Gorontalo dipercaya menjadi penyelenggara Rakernas PTGMI. Seluruh peserta yang nantinya bakal hadir itu kata dia, bukan saja hanya sebagai tamu PTGIM saja, tetapi juga menjadi tamu dari Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Sementara itu Ketua Dewan Pengurus Pusat PTGMI Zaeni Dahlan, dalam sambutannya ,menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada DPD PTGMI Gorontalo, dengan harapan dapat mencapai tujuan berupa program kerjanya kedepan dengan lebih baik, serta yang tidak kalah penting adalah menyiapkan Rakernas nanti.
“Saya percaya, kita semua memahami bahwa kesehatan gigi dan mulut menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari upaya kesehatan secara umum. Tetapi kami dari PTGMI sangat menyadari bahwa kesehatan gigi dan mulut ini belum menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan. Walaupun berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, secara nasional ada 57,8 persen masyarakat bermasalah dengan gigi dan mulut,” kata Zaeni Dahlan.
Dari persentase itu kata dia, baru sekitar 10 persen saja yang terlayani mendapatkan akses pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkwalitas. Persoalan kesehatan gigi dan mulut ini juga kata dia masih tenggelam di tengah-tengah prioritas pembangunan kesehatan yang masih berkutat di menurunkan angka kematian ibu dan bayi, eliminasi stunting, sehingga pelayanan kesehatan gigi dan mulut masih berada di wilayah pinggiran.
“Tetapi ini tidak menjadi penyurut semangat kami dalam terus berbakti, mengabdi dalam pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama juga, Kepala Dinas kesehatan Provinsi Gorontalo dr. Yana Yanti Suleman, saat memberikan sambutan dan membukan resmi kegiatan itu mengatakan, tidaklah mudah menghadirkan acara berskala nasional di Provinsi Gorontalo, dengan segala keterbatasannya. Untuk itu dirinya memberikan apresiasi dan berbangga dengan keberadaan PTGMI di Gorontalo.
“Terkait dengan apa yang disampaikan oleh Ketua DPP PTGMI tadi, saya merasa terhenyat juga dengan kondisi seperti ini. Kita tau bersama bahwa persoalan gigi dan mulut bukan hanya sekedar ada di gigi dan mulut saja. Bahkan ini bisa menimbulkan penyakit jantung. Ini yang mungkin kita tindaklanjuti kepada Pemerintah Pusat yang mengeluarkan regulasi yang kemudian diteruskan ke Pemerintah Daerah. Ini menjadi catatan penting bagi kami, untuk disampaikan dalam kesempatan baik itu dengan kementerian, Bappenas maupu Bappeda,” tutup dr Yana.
Pewawrta : Lukman.