Gorontalo, mimoza.tv – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Gorontalo mengungkap, pada triwulan II 2023, perekonomian Gorontalo tercatat tumbuh sebesar 4,25 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi Gorontalo baik secara tahunan dan kuartalan mengalami perbaikan dibandingkan triwulan I 2023. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Gorontalo masih lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi wilayah Sulawesi, Maluku, Papua (6,56 persen (yoy), dan nasional (5,17 persen (yoy. Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha saat menggelar Ngopi Bareng Media (PIRAMIDA) di KpwBI Gorontalo, kamis (24/8/2023).
Dian menyampaikan, kinerja perekonomian pada triwulan II 2023 didorong oleh pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) Transportasi yang tumbuh sebesar 6,83 persen (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (Tw-I 2023: 6,25 persen (yoy). Pertumbuhan LU Transportasi didorong oleh jumlah kedatangan penumpang dan muat barang di Bandara Jalaluddin Gorontalo yang tumbuh masing-masing sebesar 20,83 persen (yoy) dan 8,54 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2023 ditengah tren penurunan harga avtur pada triwulan II 2023. Peningkatan mobilitas masyarakat melalui angkutan udara tersebut bertepatan dengan adanya 2 (dua) HBKN pada triwulan II 2023 yaitu Idul Fitri dan Idul Adha 1444 H.
“Ditengah percepatan pertumbuhan LU Transportasi, LU utama lainnya seperti LU Konstruksi, LU Pertanian, dan LU Perdagangan tercatat mengalami perlambatan pada triwulan II 2023. Pertumbuhan LU Konstruksi tercermin dari indikator kinerja pengadaan semen di Provinsi Gorontalo yang mengalami penurunan, sejalan dengan nilai realisasi investasi pada triwulan II 2023 sebesar Rp837 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan I 2023 sebesar Rp1,37 triliun,” ucap Dian didampingi Deputi KpwBI Gorontalo, Ridwan Nurjamal.
Ia menyampaikan, LU Pertanian itu telah mengalami tren moderasi sejak tahun 2020. Hal ini sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Gorontalo, mengingat LU Pertanian merupakan penopang pertumbuhan ekonomi dengan pangsa terbesar terhadap PDRB atau pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan II 2023, kontribusi LU Pertanian terhadap pertumbuhan kembali mengalami penurunan menjadi 37% (Tw I-23: 38 persen).
“Kontribusi terbesar LU Pertanian berasal dari subsektor tanaman pangan 52 persen dengan komoditas utama yaitu jagung dan padi yang mengalami penurunan produksi pada triwulan II 2023 seiring dengan panen yang lebih besar terjadi pada triwulan I 2023 (Februari sampai dengan Maret). Di samping itu, indikator subsektor perikanan yang termasuk dalam komponen LU Pertanian turut mengalami perlambatan,” imbuhnya.
Disampaikannya juga, produksi perikanan tangkap di PPN Kwandang dan PPI Tenda masing-masing terkontraksi lebih dalam sebesar 16,34 persen (yoy) dan 18,59 persen (yoy) pada triwulan II 2023. Dari sisi pembiayaan, kredit pertanian mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,41 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan I 2023 yang tumbuh sebesar 3,95 persen (yoy).
Meskipun demikian, indikator kesejahteraan petani yaitu rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II 2023 mencapai 106,20 atau tumbuh terbatas sebesar 0,21 persen (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencatatkan kontraksi. NTP yang tumbuh lebih tinggi seiring dengan peningkatan rata-rata harga jagung sebesar 13,06 persen (qtq) yang meningkatkan penghasilan petani ditengah penyaluran bantuan bibit dan pupuk bersubsidi oleh Pemerintah Provinsi.(rls/luk)