Gorontalo, mimoza.tv – Tim Reses Dewan perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Gorontalo, Dapil I Kota Gorontalo yang terdiri dari Adhan Dambea, Indiriani Dunda, serta Arifin Ali melakukan rapat dengar pendapat di Kantor Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Gorontalo, Selasa (9/3/2021).
Rapat dengar pendapat tersebut membahas masalah pengerjaan proyek Pasar Sentral yang saat ini terhenti.
Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Gorontalo, Nurdiana Habibie dalam ,keterangannya kepada wartawan usai rapat dengar pendapat itu menjelaskan, kedatangan ketiga Aleg Provinsi Gorontalo tersebut untuk memastikan terkait keberlanjutan Pasar Sentral.
“Tadi saya jelaskan masalah Pasar Sentral ini apakah mau dilanjutkan tahun ini atau nanti tahun depan. Memang pasar ini tanggal 8 Maret kemarin harus putus kontrak. Agak terlambat karena ada proses antara pihak penjamin denga pihak ketiga. Selain itu juga ada aturan yang harus sesuai dengan Permen PUPR,” ucap Nurdiana.
Terkait keberlanjutannya kata dia, tetap akan dilanjutkan tahun ini. Namun saja untuk proses tendernya di pusat.
“Ada yang namanya Pokja Khusus. Adanya Pokja ini karena melihat kejadian yang kemarin. Proses ini juga di tarik ke pusat lantaran ada kesalahan dari Pokja si daerah, terkait penentuan pemenang tender. Karena yang jadi permasalahan itu adalah pemalsuan dokumennya dan bukan pekerjaan dilapangan,” jelas Nurdiana.
Pada kesempatan yang sama juga, Aleg DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea membenarkan, reses dengan pihak Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Gorontalo tersebut membahas soal terhentinya proyek pembangunan pasar lantaran pemalsuan dokumen yang dilakukan oleh pemenang tender.
“Kalau sudah masalah pemalsuan dokumen itu bukan lagi ranah dari Balai, melainkan dari Pokja yaitu BP2JK. Dan mereka harus bertanggung jawab atas hal itu. Sekarang pedagang di pasar sentral ini menderita,” tutur Adhan.
Politisi PAN ini menyebut, pihak BP2JK terindikasi menerima suap dari pihak kontraktor, untuk memuluskan langkah mereka memenangkan tender proyek pengerjaan Pasar Sentral.
“Ini sementara kita telusuri dulu kebenarannya, karena dengan dihentikannya pengerjaan pasar sentral ini kami (DPRD) sering didatangi oleh para pedagang yang menanyakan pengerjaan pasar sentral kenapa dihentikan,” terang Adhan.(luk)