Surabaya, mimoza.tv – Wiranto resmi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PP PBSI periode 2016-2020 dalam Musyawarah Nasional di Surabaya, 30-31 Oktober 2016. Ini menyusul mundurnya calon ketua lainnya Gita Wirjawan secara tiba-tiba, sesaat sebelum dimulainya pemungutan suara.
“Saya yakin, dibawah kepemimpinan Pak Wiranto PBSI akan lebih maju. Saya berpikir bahwa PBSI selalu dikenal dengan solidaritas dan kekompakkannya, dan saya ingin kita keluar dari ruangan ini tetap sebagai satu tim,” ucap Gita.
“Tidak ada kepentingan yang lebih besar, lanjut Gita, apalagi dengan melihat dukungan yang ada, maka saya memilih mundur dan memberi dukungan kepada Pak Wirato.”
Sementara itu, Wiranto mengatakan pengorbanan Gita akan menjadi semangat baginya membangun bulutangkis Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi Pak Gita dan menghormati sikap, harapan, penghormatan, dan pengorbanan Pak Gita. Ini menjadi tambahan energi buat saya untuk tidak menyia-nyiakan peluang ini, untuk membangun bulutangkis Indonesia semakin jaya dimasa yang akan datang,” ujarnya.
“Ini bukan perebutan jabatan karir, tapi pengabdian untuk olah raga bulu tangkis Indonesia sehingga tidak boleh dijasikan ajang rebutan,” Kata Jendral yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) ini.
Ketika disinggung soal visi misi, Wiranto menegaskan bahwa prestasi yang sudah diraih PBSI dibawah kepemimpinan Gita Wirjawan akan menjadi basis ke depan.
Dalam Munas yang berlangsung selama dua hari di Hotel Bumi Surabaya, sejak awal posisi wiranto memang sudah terlihat akan menang. Ada 19 Pengprov PBSI yang solid mengusung Wiranto untuk maju dalam Munas kali ini. Sementaa Gita Wirjawan sendiri, yang sebelumnya didukug 18 Pengprov, akhirnya hanya 12 daerah yang tetap mendukungnya setelah proses verifikasi.
Berubahnya kekuatan pendukung Gita Wirjawan, setelah lima daerah dengan berbagai alasan mencabut dukungannya, diantaranya Gorontalo, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Nangroe Aceh Darussalam, yang mengalihkan dukungannya untuk Wiranto. Satu suara tidak sah karena kepengurusannya belum terbentuk adalah Kalimantan Utara.
Pengprov Jawa Tengah tidak memilih, sementara tuan rumah Jawa Timur memilih bersikap netral, dan satu suara lagi milik Pengprov Maluku tidak memiliki hak suara.
Tugas berat yang menanti Wiranto adalah mengembalikan kejayaan bulutangkis yang semakin surut belakangan ini.