Gorontalo, mimoza.tv – Ada yang menarik ketika Ketua DPW Partai Nasdem Gorontalo, Rachmat Gobel, dan rombongan melakukan perjalanan ke Bone Pesisir, Kabupaten Bone Bolango, untuk melakukan kampanye.
Dalam perjalan, Caleg DPR RI nomor urut 1 Partai Nasdem itu dicegat warga di tengah jalan. Mereka membawa spanduk bergambar Rachmat Gobel. Mobil pun berhenti. Gobel kemudian turun dari mobil dan menyalami mereka satu per satu. Setelah itu ia naik lagi ke mobilnya dan melanjutkan perjalanannya.
“Terima kasih atas dukungannya,” katanya, Ahad (28/1/2024).
Peristiwa itu terjadi di sore hari di kawasan Bone Pesisir. Seorang kakek yang ikut mencegat mobil Rachmat Gobel tak banyak berkata-kata. Hanya matanya tampak berkaca-kaca. Sedangkan seorang remaja perempuan berteriak, “I love you Pak Rachmat.” Sore itu Gobel baru berkampanye di Desa Tongo, Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Dalam kampanye tersebut, di hadapan ribuan massa, ia menyampaikan orasi tentang money politics. Tema yang sama juga ia sampaikan saat berkampanye di Desa Moluo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, sehari sebelumnya, Sabtu, 27 Januari 2024.
Di lokasi ini, massa yang datang lebih dari 3 ribu orang. Meski dalam rintik hujan, massa tak beranjak dan histeris menyambut orasi Rachmat Gobel. “Saya datang bukan untuk membeli suara. Saya datang untuk bekerja membangun Gorontalo agar bisa maju dan makmur serta terlepas dari kemiskinan,” katanya.
Seperti biasa, dalam setiap kampanye, ia mengenalkan semua caleg untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten untuk daerah pemilihan yang menjadi lokasi kampanye. Namun pada kampanye kali ini, ia mengajak seluruh caleg yang berdiri di atas panggung untuk membungkuk memberikan hormat kepada hadirin. “Saya memperkenalkan mereka bukan sekadar untuk dipilih, tapi juga untuk dimintai pertanggungjawabannya jika nanti terpilih dan untuk diawasi kinerjanya, termasuk diri saya sendiri. Ini agar tidak ada yang berkhianat terhadap amanat rakyat dan tidak ada dusta di antara kita. Jika ada yang tidak benar, saya sendiri yang akan memecatnya,” katanya.
Gobel mengingatkan bahwa money politics masih menjadi gejala umum dalam setiap pemilihan umum.
“Bahkan sekarang ada sistem paket. Ini sebetulnya paket hemat. Kelihatan besar, tapi yang dipilih harus satu paket mulai dari caleg DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Jika dirinci sebetulnya jatuhnya lebih murah. Namun karena digabungkan jadi satu menjadi terlihat besar. Ingat, jangan pilih calon yang membeli suara. Suara Bapak-Ibu akan menentukan nasib Bapak-Ibu dan bangsa serta negara ke depan. Jadi jangan gadaikan hak politik Bapak-Ibu. Orang yang membeli suara adalah orang yang tak bertanggung jawab,” katanya.
Lebih lanjut Gobel mengatakan bahwa dalam memilih caleg yang harus diperhatikan adalah rekam jejaknya.
“Apa yang sudah ia kerjakan selama ini. Selain itu, perhatikan juga karakter dan kepribadiannya. Kemudian perhatikan juga integritasnya. “Itu yang utama,” tandas Gobel. (rls/luk)