Gorontalo, mimoza.tv – Momentum panen perdana padi organik di Tilongkabila oleh Rachmat Gobel dan Tokihiro Nakamura bisa jadi momentum bangkitnya Pertanian di Gorontalo.
Tulisan ini bukan bermaksud memuji kedua tokoh, Wakil Ketua DPR RI dan Gubernur Prefektur Ehime tersebut. Sebab selama ini , atau dalam kurun waktu enam bulan berturut-turut nilai tukar petani (NTP) Provinsi Gorontalo turun. Bahkan data BPS mencatat NTP kita di bawah angka NTP Nasional.
Senyum sumringah Rachmat Gobel ketika mendengar laporan Kepala Dinas Pertanian Bone Bolango bahwa hasil ujicoba padi organik itu hasilnya dua kali lipat dari yang biasanya, harus dimaknai sebuah harapan baru bagi masyarakat Gorontalo untuk bangkit agar pertaniannya lebih maju lagi.
Bisa jadi cara tanam padi organik ini sudah ada dari dibtahun-tahun sebelumnya. Tetapi kenyataan produksi dan NTP kita tidak dalam angka yang menggembirakan.
Momen Rachmat Gobel yang sumringah lantaran bisa panen apa yang dia tanam beberapa bulan lalu harus disikapi oleh seluruh pemangku kepentingan. NTP yang diumumkan setiap bulannya oleh BPS tidak lagi hanya jadi bahan diskusi di WhatsApp grup. Tetapi harus disikapi. Rachmat Gobel bisa jadi hanya memulai saja. Tetapi kita yang ada di daerah harus mewujudkannya.
Semua harus bergandeng tangan agar petani Gorontalo juga ikut tersenyum.
Apalagi jika mendengar testimoni tuan Nakamura yang mengaku sudah 10 tahun bersahabat dengan Rachmat Gobel. Jika berdialog, semuanya hanya untuk bagaimana agar Gorontalo maju dan sejahtera.
Testimoni itu seharusnya membuat kita semua malu dan kemudian segera bangkit mewujudkan apa yang menjadi dialog antara Rachmat Gobel dan tuan Nakamura.
Terlebih saat gubernur dari Negeri Sakura itu mengatakan, sungguh beruntung kita rakyat Gorontalo punya Rachmat Gobel. Itu tidak saja hanya diartikan sebagai puji-pujian dari tuan Nakamura kepada Rachmat Gobel. Atau istilah masyarakat kita ” KOPROL”. Tetapi kita harus memaknainya sebagai cemeti untuk kebangkitan dan kemajuan petani Gorontalo.
Jika ini bisa diwujudkan, penulis yakin, setiap kali Rachmat Gobel datang di Gorontalo pasti akan sumringah, apalagi jika NTP kita bisa sampai level tertinggi Nasional.
Demikian halnya dengan penghormatan dan apresiasi Rachmat Gobel kepada petani di awal sambutannya. Juga dapat dimaknai bahwa petanilah penyelamat, pejuang ketahanan pangan. Agar Indonesia tidak impor-impor lagi.
Malu lah, kita yang katanya di negri yang kaya raya, Gemah Ripah loh jinawi ini masa harus impor beras.
Penulis: Lukman.