Gorontalo, mimoza.tv – Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengajak pimpinan daerah untuk mandiri dan cerdik bersinergi dalam membangun daerahnya. Ajakan itu ia sampaikan dalam Sidang Paripurna DPRD, peringatan HUT ke-21 Kabupaten Bone Bolango, Sabtu (27/1/2024).
Sidang dipimpin Halid Tangahu selaku Ketua DPRD. Hadir pula Pejabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Bupati Bone Bolango Merlan S Uloli, dan jajaran pimpinan daerah.
“Ekonomi dunia sedang berat. Hal ini menekan APBN sehingga ada refocusing anggaran, yang berdampak pada berkurangnya kucuran anggaran ke daerah. Karena itu daerah untuk selalu kreatif dalam mendayagunakan dan mencari sumber-sumber pendanaan sendiri,” kata Gobel
Untuk itu, Gobel mengajak pimpinan daerah – bupati, walikota, DPRD, dan Forkopimda — untuk bersinergi dengan anggota DPR RI dalam mengoptimalkan keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat.
Selain itu, katanya, juga bisa bersinergi dalam menggaet investasi nasional maupun investasi asing. Di era ekonomi hijau, katanya, daerah juga harus kreatif dan cerdik. Sebagai contoh ia bisa menggaet pengusaha Jepang dalam skema carbon credit. Mereka menanam kakao di Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Hasilnya mereka serap lagi dan kini sudah menghasilkan produk coklat merk Otanaha – yang diambil dari nama benteng di Gorontalo.
“Coklat ini dipasarkan di Jepang, Prancis, dan Indonesia. Petani Gorontalo diuntungkan oleh program reduksi emisi CO2 ini,” katanya.
Pada sisi lain, Gobel juga menyampaikan bahwa anggaran APBD harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menciptakan lapangan kerja, menaikkan pendapatan masyarakat, dan akhirnya bisa mengurangi kemiskinan.
“Sejak Provinsi Gorontalo terbentuk pada tahun 2000 hingga kini Provinsi Gorontalo bertahan sebagai provinsi termiskin kelima di Indonesia. Ini karena APBD tidak digunakan untuk semaksimal mungkin bagi kesejahteraan masyarakatnya,” katanya.
Gobel mengatakan, mayoritas penduduk Bone Bolango adalah berprofesi sebagai petani dan nelayan. “Maka APBD harus berpihak pada mereka,” katanya. Sebagai wakil rakyat Gorontalo ia telah melakukan uji coba pertanian padi, jagung, dan singkong. “Semuanya tidak menggunakan pupuk subsidi. Hasilnya luar biasa. Untuk padi dan jagung naik dua kali lipat,” katanya. Sedangkan untuk singkong naik hingga 10 kali lipat. Umumnya petani singkong hanya bisa memanen per batang hanya 3-5 kg. Sedangkan singkong yang ia tanam per batang bisa mencapai 30 kg. Padahal saat ditanam di Banten dengan bibit yang sama dan perlakuan serta pupuk yang sama hanya menghasilkan 15 kg per batang. “Jadi tanah Gorontalo sangat subur. Bayangkan dalam satu hektar bisa menghasilkan 300 ton. Silakan dihitung berapa pendapatannya jika per kg misalnya Rp 1.500,” katanya.
Untuk itu Gobel mengajak pemerintah daerah untuk tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi dari pemerintah pusat. “Jumlah subsidi terus berkurang. Jadi pasti jatahnya berkurang dan tidak cukup. Selain itu, pupuk subsidi juga tidak menghasilkan panenan yang optimal. Jadi saatnya beralih ke pupuk non-subsidi. Di sinilah pentingnya pemihakan dari pemerintah daerah untuk bisa menciptakan ekosistem agar petani bisa bertani dengan pupuk non-subsidi,” ujarnya.
Gobel juga menjelaskan tentang pemikirannya yang ia sebut sebagai Visi 2051. Melalui visi tersebut, ia akan menjadikan Gorontalo sebagai lumbung pangan. Hasil pangannya bisa untuk kebutuhan dalam negeri, khususnya Indonesia timur, dan juga untuk kepentingan ekspor untuk kawasan Asia Timur. Gorontalo diuntungkan secara geografis karena memiliki jarak lebih dekat ke negara-negara Asia Timur melalui Pelabuhan Anggrek. Produk pangan tersebut berasal dari pertanian dan perikanan dari hulu hingga hilir.
“Karena ada industri pangan yang akan dibangun. Jadi akan ada banyak investasi yang masuk, akan banyak lapangan kerja tercipta, akan banyak UMKM yang tumbuh,” tutup Gobel. (rls/luk)