Gorontalo, mimoza.tv – Baru-baru ini media sosial dihebohkan mengenai komunitas Crosshijabers, pria yang berpenampilan menggunakan hijab hingga bergaya dengan hijab syar’i dan cadar. Crosshijaber jadi sensasi setelah akun Twitter @lnfinityslut mengunggah thread tentang keberadaan komunitas tersebut.
Crosshijaber bahkan memiliki komunitasnya di Facebook dan Instagram, bahkan ada hashtag-nya sendiri. Dari tangkapan layar Insta story, terpampang wajah pria yang mengenakan pakaian gamis, hijab panjang dan ada yang memakai cadar.
Diungkapkan bahwa laki-laki yang tampil dengan hijab syar’i ini bahkan berani masuk ke tempat yang semestinya hanya dimasuki wanita, seperti toilet. Mereka bahkan tidak ragu berada di masjid. Istilah crosshijaber sendiri diambil dari kata Crossdressing yakni aksi mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan jenis kelamin bawaan dari lahir.
Dilansir dari wolipop.detik.com, perilaku yang juga
dikenal dengan sebutan trasvestisisme ini sering kali dianggap sebagai suatu
penyimpangan karena disalahpahami sebagai penyakit seksual. Namun, pada
beberapa masa crossdressing merupakan bagian dari kebudayaan tertentu.
Istilah crossdressing ini tak sama dengan
kondisi transgender. Seseorang yang melakukan crossdressing ini pun dapat
memiliki tujuan beragam dari sebagai penyamaran hingga sebagai hiburan atau
ekspresi diri.
Crossdressing bukanlah fenomena modern. Seperti
dilansir Fashion History, raja Asyur Sardanapulus, juga dikenal sebagai
Ashurbanipal pada abad ke-5 SM, dikatakan telah menghabiskan sebagian besar
waktunya di istananya mengenakan pakaian wanita dan dikelilingi oleh para
selirnya. Ketika berita tentang perilaku ini dikenal luas, beberapa bangsawan
memberontak. Meskipun crossdressing dipandang rendah karena menunjukkan
kelemahan feminin, ia berjuang lama dan berani berpakaian beda dari gendernya
selama dua tahun, sebelum akhirnya bunuh diri.
Pada 1420-an di Prancis ada seorang wanita yang
berpakaian sebagai pria demi ikut perang membebaskan negaranya dari penjajahan
Inggris. Joan of Arc berpakaian sebagai seorang pria untuk memimpin tentara
Prancis ke medan perang, sebuah pekerjaan yang dianggap tidak pantas dilakukan
oleh seorang wanita. Sebagai seorang gadis berusia 12 tahun di pedesaan
Prancis, ia telah menerima penglihatan dari orang-orang suci masa lalu dan
menjadi yakin bahwa takdirnya adalah membebaskan Prancis dari penjajah Inggris.
Dia ditolak sebagai seorang wanita, tetapi berpakaian sebagai seorang pria dan
mengajukan permohonan kepada Charles VII secara langsung untuk diizinkan
bertarung. Anehnya, Charles membiarkan gadis petani itu memimpin pasukannya dan
dia memenangkan beberapa kemenangan besar, meskipun dia tidak pernah bertarung
secara langsung. Joan kemudian dibakar dengan tuduhan sesat karena ‘pakaian
pria-nya’, yang dikatakan tidak menghormati hukum Tuhan dan alam.
Bukan hanya militer yang secara tradisional
didominasi oleh pria. Dunia musik jazz juga sulit bagi seorang wanita untuk
menerobos masuk, maka Dorothy Tipton, wanita asal Amerika tampil sebagai
seorang pria bernama Billy. Mengikat payudaranya dan berpakaian sebagai alter
egonya, Billy, Dorothy segera mulai hidup sebagai seorang pria secara pribadi
pada 1940. Hanya beberapa kerabat yang tahu rahasianya dan bahkan teman-teman
perempuannya yang hidup bersama percaya bahwa dia adalah laki-laki.
Motivasi crossdressing atau bertukar penampilan
juga dinilai sebagai ekspresi seni. Pada zaman Edo di Jepang yang dikenal
sebagai seni pertunjukan Kabuki, para aktor berpenampilan dan mengambil
peran-peran wanita. Kabuki disebut-sebut sebagai salah satu dari tiga bentuk
teater klasik Jepang.
Selain itu, dalam buku Investigating Culture: An
Experiential Introduction to Anthropology (2004), Carol Delaney mengungkapkan
bahwa di Albania ditemukan aksi crossdressing. Beberapa wanita mengenakan baju
dan melakukan peran pria dalam keseharian. Mereka tetap memilih sebagai perawan
seumur hidup dengan alasan menghindari pernikahan yang tak diinginkannya atau
meneruskan garis keturunan dalam keluarga yang tak mempunyai anak laki-laki.
Di dunia modern, crossdressing juga kerap
dijumpai. Salah satu yang terkenal adalah pada kesenian cosplay asal Jepang,
dimana pria yang berdandan dengan riasan dan berpakaian sebagai tokoh kartun
wanita.
Beberapa artis international juga kerap tampil
dengan crossdressing. Salah satunya adalah Sam Smith yang tampil feminim dengan
pakaian hingga sepatu hak tinggi. Jadrn Smith juga jadi pria yang sukai pakai
baju wanita di berbagai kesempatan. Di Indonesia sendiri penampilan artis Aming
disebut sebagai crossdressing karena terlihat di layar televisi sering
mengenakan pakaian wanita.