Gorontalo, mimoza.tv – Dalam kurun waktu setahun terakhir ini, Indonesia mulai waspada terhadap masuknya paham radikal dan gerakan intoleran. Begitupun dengan Gorontalo, yang kabarnya mulai ada kelompok paham radikal yang diduga memperluas jaringan mereka di bumi serambi madinah ini. Sejumlah pengurus organisasi islam mewanti-wanti penyebarluasan paham tersebut. Bahkan, pihak kepolisian pun berencana akan ikut serrta membantu melalui sosialisasi dan bimbingan masyarakat hingga ke tingkat bawah.
Isu paham radikal saat ini menjadi viral di media sosial dan perbincangan di kalangan masyarakat, tak terkecuali bagi pengurus organisasi islam hingga pihak kepolisian. Dari data yang berhasil dihimpun tim mimoza.tv, melalui Direktorat Bimbingan Masyarakat Polda Gorontalo, ada puluhan warga yang mulai teridentifikasi masuk dalam jaringan paham radikal.
Sabhara Karim Ngou dari Kementrian Agama Provinsi Gorontalo mengungkapkan, Meski belum berkembamg besar, namun hal tersebut mulai diwanti-wanti dengan cara pendekatan antar individiu. “Pendekatan melalui agama tentu yang paling dinanti karena dengan pendekatan ini tentu bisa lebih intens untuk meredam secara individu,” katanya.
“Sejauh ini dalam pemantauan kami, Alhamdulillah di Gorontalo sendiri belum ada gerakan yang sifatnya menjurus ke radikalisme, namun kita juga tidak boleh lengah karena sudah menjadi tugas kita dari Kementrian Agama untuk melakukan pembinaan bagi umat beragama bersama lembaga terkait lainnya,” ujar Karim.
Menurut Ridwan Tohopi dari Nahdlatul Ulama Gorontalo, pemahaman kebragamaan itu diletakkan pada yang sejuk, toleran, dan tentu saja menolak kekerasan. “Kalau orang ingin merubah aqidah dengan menggunakan kekerasan melalui jalur agama itu bukan tempatnya. Karena bukan islam kalau dia tidak menginginkan kedamaian. NU memelihara itu sampai ke tingkat bawah,” ujar Ridwan.
“Untuk di Gorontalo sendiri menurut saya akan susah masuk dan berkembang yang namanya paham radikalisme, karena Gorontalo dikenal dengan serambi madinah, daerah adat dan santun warganya. Dan kita menolak kekerasan, suka damai dan toleran,” tegasnya.
Sementara itu, Rizan Adam dari PW Muhammaiyah mengatakan pihaknya selalu mendorong umat islam di Gorontalo untuk selalu berbuat kebaikan, sehingga peluang untuk berbuat kekerasan atau intoleransi itu menipis. “Untuk hal yang berhunbungan dengan intoleran dan radikal, Muhammadiyah selalu mengajak warga, khususnya umat islam di Gorontalo untuk tidak terlibat dan jangan sampai terperangkap dalam organisasi berlabel radikal dan intoleran,” kata Rizan.
Untuk mengantisipasi masuknya paham radikal dan intoleran di Gorontalo, Pengurus Wilayah Muhammadiyah rutin menggelar kegiatan agama setiap hari Minggu pagi di sejumlah wilayah seperti Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Gorontalo. Dan untuk Kabupaten Pohuwato dan Boalemo baru akan dilaksanakan mulai tahun 2017 ini.
KH.Rasyid Kamaru perwakilan dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Gorontalo menginginkan warga Gorontalo bisa hiodup dengan tenang berdampingan. “Seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, bagaimana indahnya hidup berdampingan. Nabi pernah memberi contoh yang sederhana, ia pernah membangun dan menjaga ekonomi secara bersama-sama di Madinah, juga menangkal gangguan baik dari dalam maupun dari luar Madinah. Dan itu dilakukan bersama tokoh-tokoh Quraish dan kelompok-kelompok lain, bukan hanya dari islam itu sendiri,” tegasnya.