Gorontalo, mimoza.tv – Hujan deras yang disertai butiran es sebesar biji jagung hari ini melanda beberapa desa di Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo, Sabtu (4/3/2022). Bahkan menurut Arfan Yahya, Kepala Desa Sukadamai, fenomena tersebut sempat mengagetkan warganya.
Kata dia, hujan e situ tidak merata di seluruh Kecamatan Bilato, tetapi hanya di beberapa titik atau desa saja.
“ketika hujan es terjadi, rasa-rasanya rumah saya seperti dilempari dengan batu kerikil dalam jumlah yang banyak,” tutur Arfan.
Sementara itu, Adelina, selaku Staff Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gorontalo menjelaskan, kejadian hujan es atau hail adalah fenomena alamiah kategori cuaca ekstrem yang umumnya terjadi pada musim pancaroba, dari musim kemarau ke musim hujan, atau sebaliknya.
“Porses terbentuknya hujan es dimulai dengan adanya radiasi matahari menyebabkan massa udara hangat dan lembab di permukaan bumi terangkat ke atmosfer. Proses pergerakan massa udara naik atau updraft yang kuat kemudian membawa uap air hingga mencapai ketinggian freezing level atau suhu udara menjadi sangat dingin hingga uap air membeku menjadi partikel es,” ujar Sabrina.
Selanjutnya kata dia, adanya proses gerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat di dalam awan Cumulonimbus (awan hujan) membuat uap air teraduk-aduk akibat proses updraft dan downdraft (gerakan massa udara turun) yang kuat hingga menimbulkan partikel es.
Proses updraft dan downwdraft yang kuat ini lanjut Sabrina, ditimbulkan oleh adanya pemanasan matahari yang intens, yang terjadi dari pagi hingga siang hari, serta didukung oloh faktor topografi suatu daerah. Pada fenomena hujan es, lapisan freezing level memiliki ketinggian yang cenderung lebih rendah dari sekitarnya (lower freezing level).
“Akibat gerakan massa udara yang tidak mampu mengangkat butiran es lebih jauh ke atas, didukung dengan adanya gerakan downdraft yang kuat, akibat angin kencang, butiran es kemudian jatuh ke permukaan bumi dan tidak mencair sempurna. Butiran es ini kemudian jatuh ke permukaan es menjadi hujan es,” pungkasnya.
Pewarta : Lukman.