Gorontalo, mimoza.tv – Lebih banyak beraktivitas di rumah bukan berarti Ibu Rumah Tangga (IRT) bebas dari penularan HIV/AIDS. Nyatanya dari 435 kasus HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo, di dominasi IRT.
Sekertaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo Rini Luawo mengungkapkan, trend peningkatan pengidap HIV/AIDS pada IRT tersebut, diduga akibat perilaku seksual suami di luar rumah.
“Kuat dugaan penyebabnya adalah perilaku seksual suami yang tergolong sebagai pelanggan seks di luar rumah,” kata Rini usai kegiatan Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Gorontalo, Jumat (9/11/2018)
Rini menjelaskan, dari 435 kasus HIV/AIDS di provinsi Gorontalo, usia 25 sampai 49 tahun, sebanyak 278 kasus. Jadi sisanya 21 kasus berada pada usia 0 sampai 1 tahun, 1 sampai 5 tahun dan diatas 50 tahun.
Kata Rini, jika di lihat dari status pekerjaan, penderita HIV/AIDS yang berprofesi sebagai wiraswasta menjadi yang tertinggi, yang ke dua tidak ada pekerjaan, ke tiga mahasiswa, dan ke empa adalah IRT.
“Ini yang menjadi kegelisaan kami. Angka penderita IRT lebih banyak dari mereka yang berprofesi sebagai Pekerja Seks atau PS. Untuk PS sendiri yang menderita AIDS menduduki peringkat ke lima,” jelas Rini.
Dirinya mengungkapkan, ternyata populasi beresiko yang dianggap tertular AIDS, mampu memproteksi dirinya. Oleh karena itu ia bersama jajarannya di KPA Provinsi Gorontalo, bersama-sama pemerintah, merencanakan suatu kegiatan, membangun kesadaran bersama, pentingnya IRT terpapar dengan informasi ini.
“Karena selama ini IRT itu sendiri dianggap aman. Orang yang HIV/AIDS itu dianggap orang-orang yang sering keluar rumah, padahal ada orang yang potensinya sangat tinggi. Secara kasat mata, orang yang sering keluar rumah itu bisa di bilang pelanggan. Pelanggan itu tak tau resiko tertular. Justru yang tau resiko itu justru PS,” tandas Rini.
Kata Rini, kedepannya KPA nantinya akan bekerja sama dengan komite-komite orang tua di sekolah.
“Kita akan sosialisasikan informasi ini ke IRT melalui Komite Sekolah tersebut. Kita berikan penyadartahuan kepada ibu-ibu tentang resiko dan bahayanya HIV/AIDs ini,” pungkasnya.