Gorontalo, mimoza.tv – Catatatn Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo menyebut, April 2023 Kota Gorontalo mengalami inflasi year on year (yoy) sebesar 3,45 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 109,12 pada April 2022 menjadi 112,88 pada April 2023.
Inflasi yoy Kota Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan indeks pada 10 kelompok pengeluaran dan penurunan pada 1 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,70 persen.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif dalam siaran persnya menjelaskan, adapun komoditas utama MtM, terjadinya inflasi di Kota Gorontalo pada bulan April 2023 yakni ikan Malalugis atau ikan sohiri, yang menyumbang inflasi sebesar 0,0609, disusul ikan Tuna sebesar 0,0569, bawang merah sebesar 0,056, beras sebesar 0,0518, ikan cakalang/ikan sisik sebesar 0,0506, dan bawang putih sebesar 0,0438.
“Beberapa hal lainnya yang turut mengumbang inflasi yakni angkutan udar sebesar 0,0341, ikan Layang/ikan Benggol sebesar 0,0297, kangkung sebesar 0,0281, dan sabun mandi sebesar 0,0235,” ucap Mukhanif.
Ia menjelaskan juga, beberapa komoditas penyumbang deflasi pada bulan April 2023 yakni; cabe rawit -0,546, tomat -0,0871, cabai merah -0,0254, daging ayam ras -0,0146, sabun cair/cuci piring -0,0097, dan ikan nike -0,0073.
“Tidak seperti biasanya inflasi kali ini menjelang bulan Ramadan, sebenarnya siapapun pihak pasti menyangka inflasi akan tinggi menjelang Hari Raya Idul Fitri kemarin. Tetapi kali ini inflasinya hanya 0,02 persen. Angka tersebut pada bulan-bulan biasa saja tergolong rendah, apalagi bulan-bulan yang ada hari raya,” ucap Mukhanif.
Mukhanif mengatakan, BPS sendiri hanya mengukur rata- rata harga di lapangan. Penyebabnya bisa macam-macam.
“Suplainya lancar, kemungkinan operasi pasar juga selama ini sangat berdampak, dan bisa jadi seperti itu. tetapi jika melihat dari komoditas yang jadi pemicu, kali ini justeru tidak. Seperti cabe rawit, daging ayam ras. Biasanya masyarakat kita secara kebiasaannya konsumsinya tinggi. Tetapi kali ini tidak demikian,” imbuhnya.
Ditanya apa hanya operasi pasar yang memberikan dampak pada rendahnya inflasi, Mukhanif mengatakan tidak demikian.
“Teman-teman bisa mengecek di lapangan. Contohnya cabe rawit. Mengapa cabe rawit ini harganya bisa terkendali. Ini kan tidak semata-mata karena operasi pasar. Bulan sebelumnya kita khawatirkan aka nada kenaikan. Tetapi ternyata stoknya lancar,” tutup Mukhanif.
Pewarta : Lukman..