Gorontalo, mimoza.tv = Sidang pencemaran nama baik antara mantan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dengan Anggota DPRD Provinsi Gorontalo kembali dilanjutkan di PN TIPIKOR dan Hubungan Industrial Gorontalo, Rabu (3/8/2022).
M. Syukur selaku Jakasa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan itu membacakan tuntutan kepada terdakwa Adhan Dambea.
“Kami berkeyakinan bahwa terdakwa terbukti melakukan tindak pidana dengan sengaja tanpa hak, mendistribusikan, dan atau mentransmisikan, dan atau dapat membuat dapat diaksesnya informasi elektronik, yang berisi muatan penghinaan dan atau pencemaran nama baik sebagaimana yang diatur dan diancam pidana dalam Pasal 45 ayat 3, UU Nomor 19 tahun 2019, tentang perubahan atas UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE,” ujar JPU.
Atas perbuatan terdakwa Adhan Dambea tersebut, JPU menyampaikan bahwa hal itu membuat Rusli Habibie merasa malu dan nama baiknya menjadi rusak.
Selain itu juga JPU mernyampaikan bahwa terdakwa sudah pernah terpidana atau residivis, serta berbelit-belit dalam memberikan keterangan dalam persidangan.
Menanggapi tuntutan JPU tersebut, Hirsam selaku Tim Pembela Hak Imunitas (TPHI) AD mengatakan, selama dalam praktek hukum acara pidana, tuntutan itu sebenarnya merupakan kesimpulan jaksa dalam persidangan. Jaksa kata dia menyimpulkan dengan fakta-fakta. Namun saja kata dia, beberapa keganjilan nanti akan diuraikan nanti dalam pembelaan.
Pada kesempatan itu juga Adhan Dambea menyampaikan, apa yang menjadi tuntutan jaksa itu, dirinya juga punya hak dalam pembelaan.
Tetapi kata Aleg Dapil Kota Gorontalo ini, dengan tuntutan tersebut sudah tergambarkan kondisi bahwa merupakan upaya pembunuhan karakter dari anggota dewan.
“Semua anggota dewan nanti akan takut memberi pernyataan. Takut akan di hukum. Soal menuntut itu memang hak jaksa. Tetapi jelas akan timbul presenden baru. Tetapi semuanya kita serahkan ke majelis hakim, karena merekalah yang lebih tau,” ucap Adhan.
Adhan menambahkan, sekalipun dirinya dituntut dengan penjara 1 tahun, dirinya tetap konsisten menyuarakan dugaan korupsi yang melibatkan mantan Gubernur Gorontalo.
Pewarta : Lukman.