Gorontalo, mimoza.tv – Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk senantiasa menjaga dan merawat uang Rupiah dengan baik agar uang Rupiah layak edar di masyarakat. Uang yang layak edar, menurut BI, akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengenali keaslian uang rupiah.
Diwawancarai usai pengumuman dan memberikan apresiasi kepada pemenang lomba video 5J, Budi Widihartanto, selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo mengungkapkan, saat ini kondisi uang lusuh di Provinsi Gorontalo masih tergolong banyak.
“Untuk itu, masyarakat agar senantiasa menjaga dan merawat rupiah dengan baik melalui metode ‘5 Jangan’ yaitu, Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi,” imbau Budi.
Melalui pelaksanaan lomba ini, pihaknya juga mengajak masyarakat dari berbagai elemen baik pelajar, mahasiswa dan umum untuk selalu merawat uang rupiah dan menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Salah satu kegiatan yang kita lakukan dalam rangka menjaga dan merawat rupiah itu adalah edukasi ke masyarakat, sosialisasi ke media, kepada instansi pemerintahan di kabupaten/kota. Ini juga termasuk mengadakan lomba video 1 menit 5J kepada masyarakat, yang diikuti oleh 105 peserta dari kalangan milenial. Dan luar biasa kegiatan ini pesertanya ada yang dari luar Provinsi Gorontalo,” jelas Budi.
Dirinya menambahkan, adapun hasil dari lomba video kampanye tersebut, akan disebarkan ke masyarakat, sebagai sarana edukasi kepada masyarakat.
Budi juga mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berupaya meningkatkan frekwensi penukaran uang di masyarakat.
“Mobil kas keliling kita tingkatkan frekwensinya. Tadinya mobil keliling tersebut seminggu dua kali, sekarang bahkan hampir setiap hari mengunjungi masyarakat. Kita kunjungi pasar-pasar dan pusat kegiatan ekonomi. Bahkan kita juga kerja sama dengan lembaga lainnya seperti Pegadaian,” ungkap Budi.
Terkait video yang dikirimkan oleh peserta lomba, Budi memberi apresiasi atas kreasi kaum milenial di Gorontalo. Bahkan diinya menyebut, meski Gorontalo sendiri jauh dari Jakarta namun kreatifitas pesertanya luar biasa.
Dirinya menjelaskan juga, video yang dilombakan berdurasi 1 menit tersebut menampilkan visualisasi sosialisasi, edukasi serta ajakan untuk tidak melipat, mencoret, menstapler, meremas dan membasahi uang rupiah.
Peserta mengirimkan video yang beragam dan kreatif. Alur cerita diangkat dari kegiatan sehari-hari yang dekat dengan lingkungan masyarakat pengguna uang rupiah. Mulai dari aktivitas pasar, pembayaran di retail modern, suasana rumah, obrolan ringan hingga pengambilan uang di ATM.(luk)