Gorontalo, mimosa.tv – Proyek pengerjaan drainase atau saluran air yang ada di kiri dan kanan Jalan DI Panjaitan dikeluhkan oleh warga. Pasalnya hingga saat ini proyek tersebut terkesan tidak jalan dan telah menimbulkan beberapa masalah.
Aripin Abdullah misalnya. Salah satu warga yang kerap beraktivitas di mengeluhkan soal bau tak sedap dari genangan air yang juga dipenuhi oleh berbagai macam sampah.
“Ini bukan saja mengganggu kesehatan maupun pemandangan. Tetapi susdah mengganggu segala-galanya. Apalagi bagi mereka yang punya usaha disini, sudah jelas-jelas terganggu dengan kondisi saluran seperti ini,” ucap Aripin.
Dirinya berharap perhatian pemerintah agar proyek ini se segera mungkin untuk diselesaikan. Sebab jika tidak, maka akan menimbulkan berbagai macam penyakit, terutama bagi warga sekitar.
“Bukan tidak mungkin dengan kondisi air kotor yang tergenang seperti ini menjadi sarang nyamuk demam berdarah,” tukasnya.
Hal senada juga disampaikan Sri Aprianti Ahmad. Mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Gorontalo ini juga menyorot, jika pengerjaan saluran ini terghenti dan bahkan nanti tidak di buat dengan baik, maka ancamannya dalah penyakit lingkungan.
Akan banyak penyakit kata dia yang akan timbul dari kondisi drainase seperti di Jalan DI Panjaitan tersebut, yang bakal mengancam warga.
“Selain jadi sarang nyamuk demam berdarah, kondisi ini jadi juga bias berpotensi menyebabkan penyakit Leptospirosis, penyakit infeksi saluran pernafasan, penyakit kulit dan disentri. Olehnya pihak terkait harus se segera mungkin menyelesaikan saluaran air ini,” tegas Sri.
Tak hanya Sri dan Aripin saja. Irjaldi Bobihu, salah satu warga yang berdomisili di Kelurahan Limba U Satu, Kota Gorontalo ini juga berharap kepastian dari pemerintah, soal penyelesaian perbaikan atau pembangunan drainase itu.
Dari sisi estetika kata dia kondisi saat ini menurutnya menggambarkan suatu Kawasan atau daerah yang sangat jorok.
“Disatu sisi saya menghimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tetapi kepada pemerintah selaku regulator, kiranya memberikan kepastian soal drainase ini. Jangan hanya di bongkar lalu dikerjakan sebentar. Setelah itu terkesan hanya dibiarkan kondisinya seperti ini. Kase pasti jo, mo lanjut atau hanya bikin masyarakat jadi terkena dampaknya, terutama kena penyakit,” tandas Irjaldi.
Sermentara itu, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Gorontalo, Antum Abdullah, dalam keterangannya seperti yang mimoza.tv kutip dari Gorontalopost.id menyampaikan, proyek tersebut sama sekali tidak mengalami keterlambatan.
Kata dia, justru pelaksana proyek dalam hal ini PT. Reski Aflah Jaya Abadi melebihi target. “Bulan Juli kemarin, capaiannya sudah 36 persen. Lebih 12 persen dari target. Drainase kawasan pusat perdagangan akan dibangun dengan panjang kurang lebih 4.000 Meter. Sedangkan tinggi dan lebarnya satu meter. “Insya Allah pekerjaan saluran ini akan diselesaikan secepatnya,” katanya.
Pewarta : Lukman.