Gorontalo, Mimoza.tv – Hidup penuh kejutan, dan kisah Stella Junus adalah salah satu buktinya. Dosen Teknik di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ini, yang sempat kecewa karena gagal masuk fakultas kedokteran, kini bersiap meraih gelar doktor di bidang Teknik Mesin dengan spesialisasi modifikasi hot mix aspal.
Awalnya, Stella mengaku masuk dunia teknik sebagai pelarian dari rasa kecewa karena gagal diterima di fakultas kedokteran. “Jujur, saya memilih teknik awalnya karena kekecewaan tidak diterima di kedokteran. Tapi, setelah menjalani kuliah, rasa penasaran tumbuh, dan saya jatuh cinta dengan dunia teknik,” ujar Stella dalam wawancara dengan Mimoza.tv.
Ia pun mulai mendalami bidang manufaktur dan menemukan passion di sana, dan sejak 2008 resmi menjadi dosen tetap di Jurusan Teknik UNG, fokus pada teknik mesin, khususnya proses manufaktur. Perjalanan akademis Stella terus berlanjut hingga ia kini hampir menyandang gelar doktor di bidang yang masih jarang diminati perempuan ini.
Tantangan dari Keluarga dan Tekad untuk Berhasil
Namun, jalan menuju sukses tidaklah mudah. Awalnya, ibunya menentang keras keputusannya untuk menekuni teknik. “Mama tidak suka saya masuk teknik karena dianggap pendidikannya lama dan tidak ada jaminan selesai,” kenang Stella. Namun, tantangan ini justru memotivasi Stella untuk membuktikan bahwa perempuan juga bisa sukses di bidang teknik yang sering dianggap “laki-laki.”
Sang ayah, sebaliknya, memberikan kebebasan penuh, asalkan Stella bisa bertanggung jawab atas pilihannya. Dukungan suami, yang juga berlatar belakang teknik sipil, turut memperkuat keyakinannya. “Suami saya mendukung penuh, karena ia juga mengerti dinamika dunia teknik,” ungkap Stella.
Menghadapi Dunia Teknik: Kolaborasi dan Kesetaraan Gender
Dunia teknik dikenal sebagai dunia yang penuh tantangan, terutama bagi perempuan. Stella menjelaskan bahwa teknik bukan hanya tentang menguasai satu disiplin, tetapi juga soal kerja sama antarbidang. “Di teknik itu, kita tidak boleh egois. Setiap bidang saling melengkapi, dari teknik mesin, elektro, hingga arsitektur, semuanya terhubung,” kata Stella, lulusan Strata 2 dari Universitas Hasanuddin, Makassar.
Terkait tantangan gender, Stella mengaku bahwa perempuan di dunia teknik memiliki kelebihan, terutama dalam hal ketelitian dan kesabaran. “Di teknik, perempuan cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas, baik di jenjang S1, S2, maupun S3, karena ketelitiannya yang tinggi,” jelasnya.
Perjalanan Menuju Gelar Doktor
Kini, Stella hanya tinggal selangkah lagi meraih gelar doktor. Pada Senin, 21 Oktober 2024, ibu dari Muhammad Nazriel Ibrahim ini akan menghadapi sidang promosi doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Ia akan mempertahankan disertasinya yang berjudul “Karakteristik Modifikasi Hot Mix Aspalt dengan Komposisi Komposit Polymer” di hadapan para promotor, ko-promotor, dan penguji.
Stella mengaku bahwa pencapaian ini bukan hanya buah dari kerja kerasnya, tetapi juga sebuah tanggung jawab besar. “Sebagai muslim, saya selalu bersyukur. Gelar ini bukan akhir, tapi awal dari tanggung jawab yang lebih besar,” tutupnya penuh haru.
Perjalanan Stella Junus membuktikan bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Justru, ia telah membuktikan bahwa perempuan bisa berprestasi di dunia yang selama ini didominasi laki-laki, dan tekad kuat bisa mengubah kekecewaan menjadi pencapaian besar.
Penulis : Lukman.