Gorontalo, mimoza.tv – Hari ke dua kegiatan Capacity Building Pengembangan UMKM Hijau yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Gorontalo, mengunjungi beberapa desa maupun UMKM binaan KPwBI Provinsi Bali, Minggu (5/2/2023)
Pada kunjungan di lokasi yang pertama, Kepala KPwBI Gorontalo, Dian Nugraha bersama rombongan UMKM dan awak media disambut oleh Kepala Desa Tampaksiring, I Made Widana, Sekretaris Desa, Sang Made Putra bersama staf dan perangkat desa.
Disela-sela kunjungan itu Dian Nugraha menyampaikan, tidak hanya Indonesia saja, tetapi bangsa seluruh dunia bisa mengambil peran dalam mendukung ekonomi hijau. Salah satunya kata dia, salah satunya dengan mencoba dari yang sebelumnya membuang sampah sembarangan, kemudia bisa mengolah dan memilah-milah sampah. Dari situ kata dia masyarakat akan memperoleh manfaatnya melalui Bank Sampah.
Sementara itu Deputi KPwBI Gorontalo, Ridwan Nurjamal dalam penyampaiannya kepada wartawan juga mengatakan, salah satu alasan menghadirkan beberapa pelaku UMKM Gorontalo di Tampaksiring ini lantaran di desa wisata tersebut ada konsep tempat wisata dan pelaku UMKM yang bisa di tiru oleh UMKM dari Gorontalo.
“Kita bawa ke sini untuk belajar di desa wisata Tampaksiring yang merupakan desa wisata binaan Bank Indonesia Provinsi Bali. Di situ ada konsepnya adalah tempat wisata dan juga ada tempat penjualan souvenir. Jadi ini yang mungkin bisa masuk di UMKM kita, sehingga diharapkan UMKM yang ada di Torosiaje, Kabupaten Pohuwato ini bisa menjadi destinasi pertama wisata di Gorontalo,” ucap Ridwan.
Selain ke Desa Wisata Tampaksiring, rombongan juga akan studi tiru di Agung Bali Collection yang banyak memanfaatkan limbah atau sampah rumah tangga untuk ekonomi hijau.
“Jadi mereka itu sudah menggunakan pewarna alami untuk desain tenun ikat mereka. Nah dari Gorontalo kita bawa juga UMKM Fashion dalam hal ini Karawo. Tujuannya agar UMKM di daerah kita ini lebih terinformasi, mendapatkan ilmu dan pengalaman,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Desa Tampaksiring, I Made Wayan menyampaikan, pada umumnya masyarakat di desa yang dipimpinya itu berprofesi sebagai pengrajin souvenir. Bahkan dirinya pun mengaku, jika tidak ada kesibukan setelah melayani masyarakat, turut menjadi tukang atau pengrajin juga.
Sejak ditetapkanya Desa Tampaksiring sebagai Desa Wisata, ada peningkatan jumlah wisatawan yang datang, yang tentunya berimbas kepada peningkatan pendapatan.
Begitupun soal kebersihan. Sejak diberlakukannya Perdes soal sampah, kini hampir tidak bisa ditemukan sambah yang berceceran.
“Memang tidak mudah untuk mengbah mindset masyarakat soal sampah. Bahkan beberapa tahun lalu saya sendiri turun langsung memperingatkan dan terus menerus mengedukasi warga soal sampah,” tandasnya.
Desa Tampaksiring merupakan satu dari delapan desa yang ada di Kecamatan Tampaksiring, kabupaten Gianyar, Bali.
Selalin terdapat Candi Gunung Kawi, desa yang dulunya merupakan pusat pemerintahan kerajaan di Bali itu terdapat Istana Kepresidenan yang dibangun antara tahun 1957 – 1960 atas perintah Presiden Soekarno.
Pewarta : Lukman.