Gorontalo, mimoza.tv – Persoalan keuangan yang melilit Perusahaan Umum Daerah (PERUMDA) Tirta Bulango pasca di tinggal Yusar Laya selaku Direktur pada bulan Juni 2022 lalu hingga saat ini belum ada kejelasan, sudah sampai dimana perkembangan penanganan kasus tersebut.
Padahal banyak masyarakat berharap, ada langkah tegas dari aparat penegak hukum (APH) untuk mengungkap permasalahan keuangan perusahaan air minum di Bone Bolango tersebut.
“Sepertinya kurang perhatian dari penegak hukum. Kenyataanya sampai sekarang belum ada informasi maupun kejelasan sudah sampai dimana penanganan permasalahanya. Kita masyarakat jadi bingung juga, yang diungkap di media lalu itu apa benar ada masalah keuangan perusahaan, atau seperti apa?” kata Abdul Kadir, salah seoreang warga di Tilongkabila, Bone Bolango saat diwawancarai Minggu (21/8/2022).
Untuk itu dirinya berharap APH untuk mengusut tuntas, serta memberikan kepastian, apakah persoalan ini ada unsur korupsinya atau tidak.
“Ini kan sudah ramai dari beberapa bulan lalu. Tapi sekarang seperti tidak ada progress,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Arifin Ahmad. Salah satu pemuda di Kecamatan Tilongkabila ini juga mempertanyakan langkah lanjut dari permasalahan PDAM Bone Bolango ini.
“Beberapa bulan kemarin kan sempat rbut di media masalah ini. Tetapi sekarang belum ada kejelasan seperti apa kelanjutannya. Apakah memang ada peristiwa hukum dalam permasalahan PDAM itu atau tidak. Permasalahannya sudah sama dengan air PAM yang ada di sini. Airnya mati enggan, hidup pun tidak,” kata Arifin.
Selain Arifin, hal yang sama juga diungkapkan Jufry Ibrahim. Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Gorontalo ini mengaku, persoalan PDAM Bone Bolango ini memang sudah lama ia dengar. Tapi saat menonton tayangan di Forum Demokrasi Gorontalo (FDG) beberapa waktu lalu, jelas ini merupakan persoalan besar yang patut mendapat perhatian penegak hukum.
“Dalam tayangan itu sudah jelas nara sumber menyampaiakan bahwa ada persoalan berupa penyertaan modal Pemkab Bone Bolango sejak 2011 hingga 2021 kurang lebih hampir Rp 43 miliar. Dari jumlah keseluruhan tersebut diduga sekitar Rp 28,5 miliar tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh Yusar Laya. Ini kan pintu masuk untuk mengungkap perkaranya. Tetapi sekarang malah tidak ada kejelasan lagi,” tandasnya.
Pewarta : Lukman.