Gorontalo, mimoza.tv – Puluhan nelayan di Kota Gorontalo terlibat bentrok dengan personil Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Gorontalo, Jumat (26/10/2018). Bentrok itu di picu akibat para nelayan tersebut tidak terima pengurusan Surat Izin Melaut yang diterbitkan Lanal Gorontalo dinilai melebihi standar.
Masa yang membawa pamflet menyuarakan penolakan pengurusan surat ijin melaut terus berorasi di depan pintu gerbang Mako Lanal. Puluhan personil Angkatan Laut pun disiagakan, menghalau massa yang ingin bertemu Komandan Lanal Gorontalo, dan akhirnya bentrok pun tak terhindarkan.
“Kebijakan ini sudah tak masuk akal, untuk itu kami ingin menemui Danlanal Gorontalo, meminta dia untuk meninjau kembali kebijakan tersebut,” kata Gani, salah satu pendemo.
Melihat massa berusaha menerobos masuk, aparat TNI Angkatan Laut akhirnya melepaskan tembakan peringatan dan akhirnya situasi dapat dikendalikan.
Sayangnya bentrokan tersebut merupakan simulasi anti huru-hara yang digelar oleh Lanal Gorontalo, mengantisipasi adanya aksi unjuk rasa brutal.
Komandan Lanal Gorontalo Letkol Laut (P) Tonny Sundah, kepada awak media mimoza.tv mengungkapkan, hal ini untuk melatih kesiapsiagaan personilnya dalam menghadapi situasi seperti itu.
“Ini melatih personil, bagaimana langkah yang diambil jika terjadi bentrok, tanpa melukai massa pendemo,” tutur Tonny.
Dirinya menjelaskan, ini merupakan Latihan Uji Trampil bagi seluruh personil di Lanal Gorontalo. Adapun Tim Kolat dari Armada II yang ditunjuk sebagai penguji.
“Ini merupakan rangkaian dari kegiata latihan yang sudah di ikuti selama tiga hari, diantaranya ada latihan menembak, latihan sabotase, latihan pertahanan pangkalan dan latihan mengatasi demo,” tambah Tonny.
Lanjut dia, dalam latihan Lanal Gorontalo juga sengaja melibatkanaparat dari Brimob Polda Gorontalo.
“Ini menunjukan kita sebagai prajurit TNI Angkatan Laut bersinergi dengan Polri, juga dengan Pemprov Gorontalo,” pungkasnya.(luk)