Gorontalo, mimoza.tv – Lembaga Pemasyarakatal (Lapas) Kelas III A Pohuwato hari ini, Kamis (15/11/2018) melakukan ekspor perdana produk Cocofiber ke Wusan, China.
Kegiatan yang berlangsung di Pelabuhan Gorontalo ini, dihadiri pejabat pusat dari Kantor Kemenkum HAM RI, para Kepala Divisi Kanwil Kemenkum HAM Gorontalo, Kepala Bea Cukai Pelabuhan Gorontalo, General Manager Pelindo Gorontalo, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Ditjen Pas, Harun Sulianto mengatakan, Lapas Pohuwato merupakan Lapas ke 11 di Indonesia yang sudah melakukan ekspor hasil produksi warga binaan.
“Ini tentu menjadi kebanggaan bagi kita bersama, terutama pemerintah dan masyarakat Gorontalo, dimana produk dari warga binaan di Lapas Pohuwatu sudah bisa mengekspor langsung produk Cocofiber ini.
Harun menambahkan ekspor Cocofiber atau serat sabut kelapa ini merupakan satu satunya dari Lapas yang ada di seluruh Indonesia.
Kata Harun, selama ini sudah di 10 Lapas di Indonesia yang sudah melakukan ekspor, dan sudah berlangsung ada sampai 25 tahun.
“Untuk itu, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mengapresiasi jajaran Kantor Wilayah Kemenkumham Gorontalo dan Lapas Pohuwato. Bahkan yang membanggakan juga, ada tiga negara yang sudah dijajaki untuk kerjasama ini. Kedepannya kita berusaha setiap Lepas itu menghasilkan produk yang bisa terjual,” jelas Harun.
Lanjut dia, Dalam waktu dekat juga, pihaknya akan menaikkan status Lapas Pohuwato yang sebelumnya merupakan Lapas Kelas IIIA, menjadi Lapas IIB.
“Ini merupakan apresiasi juga buat Lapas Pohuwato yang baru beroperasi akhir 2015 lalu. Tak Hanya Lapas Pohuwato, nantinya ada 58 Lapas juga yang akan naik kelas, dan tentunya ini berdasarkan Assessment organisasi, namanya beban kerja produktivitas,” tutur Harun.
Kakanwil Kemenkum HAM Gorontalo Agus Subandriyo dalam sambutannya juga mengatakan, Lapas kelas IIIA Pohuwato, telah ditetapkan oleh Dirjen Pemasyarakatan RI, sebagai Lapas Produksi, dan hal tersebut sudah didukung oleh APBNP tahun 2017.
“Berkenaan dengan itu, maka Lapas Pohuwato ini, mengambil inisiatif bahan baku yang notabene sudah tidak dimanfaatkan lagi, untuk dijual sebagai produk industry,” ungkap Agus.
Kata dia, pilihan sabut kelapa tersebut dikarenakan di daerah Pohuwato sangat melimpah, karena adanya perkebunan rakyat yang menghasilkan kelapa.
Baca juga https://mimoza.tv/sabut-kelapa-dari-lapas-pohuwato-siap-mendunia/
Sementara itu, Rusdedi selaku Kepala Lapas Pohuwato mengatakan, tahun depan jumlah yang nantinya akan di ekspor langsung ke buyers di tiga negara tersebut akan ditingkatkan sesuai permintaan.
“Awal tahun 2019 kita setiap bulannya akan mengekspor sekitar 16 sampai 18 kontainer Cocofiber. Ini kita ekspor langsung ke pihak buyers atau pembeli, bukan lagi melalui pihak ke tiga,” jelas Rusdedi.
Kata dia, menjual langsung ke buyers jauh lebih menguntungkan daripada ke pihak ke tiga.
“Perbedaannya jika ke pihak ke tiga, di bayar menggunakan rupiah. Akan tetapi jika langsung ke buyers, maka bayarannya menggunakan mata uang dollar,” ungkap Rusdedi.
Selain itu dirinya juga berharap produk ini bisa menjadi produk unggulan Provinsi Gorontalo, yang tentu akan mendatangkan devisa atau pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat Gorontalo itu sendiri.(luk)