Gorontalo, mimoza.tv – Bagi seorang Yakob Akuba alias Yoker, Lapas Kelas II A Gorontalo adalah tempat dimana separuh hidupnya dihabiskan, masuk keluar hotel prodeo tersebut. Pria 45 tahun yang sudah 11 kali jadi residivis kasus pencurian kelas kakap ini kini berubah 180 derajat, menjadi seorang “Santri” lewat program Bina Napi dengan metode Riyadhah.
Yoker mengisahkan, seumur hidupnya bolak-balik masuh bui, bahwa keadaan sekarang ini sangat berbeda dari yang dulu ia jalani. Berikut wawancara bersama residivis kelas kakap kasus Pasal 363 di Lapas Kelas II A Gorontalo, Rabu (9/6/2020).
Wartawan: Waktu pertama menghuni Lapas ini, apa yang terlintas di benak anda?
Joker: Kala itu saya menganggap Lapas Gorontalo ini masih seperti penampungan atau lokalisasi khusus para penjahat. Namun seiring waktu berlalu kondisi tersebut saat ini sangatlah berbeda. Penjara ini selayaknya seperti pondok pesantren.
Wartawan: Lalu apa yang memotivasi anda hingga bisa berubah seperti ini?
Joker: Awalnya saya hanya menguping pak Kasdin Lato yang kala itu sedang berbincang dengan teman-teman saya di dalam pendopo masjid. Dari apa yang disampaikan itu membuat saya jadi malu dengan diri saya sendiri.
Wartawan: Setelah anda merasa malu dengan diri sendiri, lantas apa yang anda lakukan?
Yoker: Dari situ saya tergerak hati, langsung ikut-ikutan untuk salat Ashar berjamaah. Dan apa yang saya lakukan ini membuat kaget teman-teman. Bahkan ada beragam tanggapan dan perkataan yang dilontarkan ke saya.
Wartawan: Setelah mendengar perkataan dari rekan-rekan anda di dalam Lapas itu, lantas bagaimana reaksi anda?
Yoker: Saya tidak peduli. Niat saya hanya untuk memperbaiki kehidupan. Terlalu banyak kejahatan yang saya lakukan. Sekarang waktunya bagi saya harus belajar merubahnya sedikit demi sedikit, hingga beberapa hari berikutnya saya langsung bergabung dengan teman-teman yang sudah lebih dulu belajar agama.
Wartawan: Setelah bergabung, bagaimana reaksi dari teman-teman yang sudah duluan menimba ilmu agama?
Yoker: Alhamdulillah sangat baik tanggapannya. Mereka seperti saudara sendiri. Saya diperlakukan dengan baik. Ketika saya merasa lelah dan jenuh, mereka mengingatkan saya lagi. Karena ini hal baru, saya banyak memanfaatkan waktu. Ketika teman-teman lagi istrahat, saya manfaatkan dengan belajar ilmu agama.
Wartawan: Perubahan apa yang nyata anda rasakan ketika mendalami ilmu agama?
Yoker: Puasa 30 hari selama bulan Ramadan. Jujur selama menjadi seorang muslim saya tidak pernah selesai menjalankan ibadah puasa penuh dalam sebulan. Namun kali ini saya mengucapkan Alhamdulillah bisa menyelesaikan. Saya juga aktif pada kegiatan buka puasa di masjid dan salat berjamaah 5 waktu serta salat tarawih tampa putus, serta belajar mengaji dari teman-teman.
Wartawan: Dengan tekad dan kemauan anda hijrah dari sisi yang gelap menjadi terang, apa yang menjadi permintaan dan harapan anda?
Yoker: Saya hanya meminta kepada teman-teman maupun saudara untuk senantiasa mendoakan saya agar dimudahkan oleh Allah SWT dalam menempuh jalan yang menurut saya baik ini.(luk)