Gorontalo, mimoza.tv – Sekilas tak ada yang berbeda dari pasar-pasar tradisional pada umumnya. Namun jika menenok lebih dalam lagi, di Pasar Seni Warga yang berada di Desa Huntu Selatan, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango ini tidak bakal menemukan penggunaan tas plastik, atau istilah sebagian orang Gorontalo tas cica, baik oleh pengunjung pembeli, maupun para pedagang.
Selain itu, letak keberadaan pasar ini bisa dibilang unik. Berada di bawah dua rumpun pohon bambu yang rindang. Sehingga lapaknya pun tidak perlu menggunakan atap terpal sebagaimana lapak-lapak di pasar tradisional lainnya.
Kepada wartawan ini, Awaludin yang merupakan salah satu penggagas Pasar Seni Warga mengungkapkan, kegiatan ini merupakan kali yang ke dua. Ide menggelar pasar ini terinspirasi dari Pasar Papringan di Temanggung, yang menjual beraneka macam jajanan tradisiona serta ramah lingkungan
“Dipasar ini juga kita bisa mendapatkan aneka produk pangan lokal. Semua pedagang merupakan warga sekitar lokasi ini. Selain melibatkan warga lokal, pengunaan plastik sekali pakai juga sangat ketat. Bisa dilihat, baik pengunjung maupun pedagang tidak ada yang pakai tas kresek,” kata Awal, sapaan akrabnya.
Waktu pertama kali menggelar pasar ini pada Desember 2019 lalu, Awal mengaku kesulitan dalam mensosialisakan kepada warga. Buktinya kala itu masih ada yang sembunyi-sembunyi menggunakan kantong plastik.
“Tapi seiring waktu, banyak juga yang mulai sadar dan membawa wadah sendiri dari rumah. Ada yang bawa ember kecil, loyang dan lain sebagainya. Intinya melalui kegiatan ini kita mengedukasi warga dengan konsep ramah lingkungan serta bagaimana meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai,” jelas Awal.(luk)