Gorontalo, mimoza.tv – Menjawab tudingan sejumlah pihak yang menganggap dirinya cari panggung dalam aksi demo soal polemik batu hitam atau gelana pada Selasa (6/12) kemarin, Taufik Buhungo selaku orator yang juga koordinator aksi itu angkat bicara.
Kepada media ini Taufik mengaku, dalam unjuk rasa di halaman Polres Gorontalo itu pihaknya tidak pernah menyentil soal petambang.
“Sejak dari awal saya dengan teman-teman mahasiswa tidak pernah menyinggung para petambang. Justru yang kita minta tangkap investornya. Kenapa Warsono? Karena namanya disebut-sebut di pengadilan. Saya merasa heran, ternyata ada sekelompok orang yang bela-belain si Warsono ini. Padahal salah satu pemicu kisruhnya daerah adalah dia (baca Warsono)” tegas Taufik dalam keterangannya, Rabu (7/12/2022).
Lanjut dia, adapun aksi yang dilakukan tersebut adalah murni bentuk keprihatinan terhadap kondisi di daerah tempat dia berdomisili.
“Aksi unjuk rasa yang kami lakukan bersama rekan-rekan mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Gorontalo adalah bentuk keprihatinan atas kondisi instabilitas sosial daerah akibat dari maraknya praktek illegal penambangan batu galena alias batu hitam. Apalagi ini sudah masuk di wilayah kami, Kabupaten Gorontalo. Terlebih lagi permasalahan ini teriformasi sudah memakan korban yang berakibat dicopotnya oknum Kapolres,” ucap Taufik.
Lanjut dia, karena memakan korban dicopotnya oknum APH, dan permasalahan sosial yang ditimbulkan oleh praktek kotor batu hitam, maka hal itu tidak bisa dibiarkan lagi. Taufik menyatakan, pihaknya tidak akan mundur dan gentar melawan segala bentuk praktek illegal batu hitam yang sudah merambah ke beberapa wilayah selain di Bonebolango. (rls/luk)