Gorontalo, mimoza.tv – Tio duduk santai diatas Bentor yang parkir di Jalan Jendral Sudirman, tepat di samping rumah adat Dulohupa, Kota Gorontalo. Sementara disekelilingnya bendera merah putih, umbul-umbul berbagai ukuran serta bentuk terpajang di pagar, sesekali bergerak ditiup angin.
Agustus tahun 2020 ini merupakan kali yang ke 12 bagi pria asal Jawa Barat ini. Sejak 2008, pria 36 tahun ini berjualan bendera di Kota Gorontalo.
Setiap tahun, ketika akan memasuki Agustus, menjadi kesempatan mendulang rupiah bagi Tio. Namun, kenyataan pahit dirasakannya pada tahun ini. Apa yang ia harapkan tak sesuai harapan, di mana daya penjualan bendera merah putih menurun drastis di tengah pandemi Covid-19.
“Penjualan menurun dari tahun kemarin. Tahun lalu bisa sampai Rp 1-3 juta per hari. Kalau tahun ini Rp 500 ribu. Bahkan terkadang hanya dapat 15 ribu,” jelas Tio.
Menurutdia, menurunnya daya penjualan karena peringatan HUT RI tahun ini tak semeriah daripada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19, sehingga warga tidak boleh menggelar acara keramaian.
Dirinya pun mengaku pasrah dan ikhlas, berapa pun hasil yang ia dapat dari berjualan bendera, umbul-umbul, serta asesoris khas 17 Agustus tersebut.
“Kalau kita tetap berusaha. Soal rejeki biar Tuhan yang menentukan,” ucap Tio dengan tersenyum.
Dirinya berharap, meski di tengah pandemic Covid-19, pemerintah serta warga masyarakat tetap memperingati hari kemerdekaan dengan meriah.(luk)