Gorontalo, mimoza.tv – Dalam perencanaan pembangunan kampus UNG di wilayah Kabupaten Bone Bolango, hal ini dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan di Gorontalo. Dan untuk mendukung hal tersebut, Menristekdikti minta tidak ada lagi sistem perpeloncoan atau kekerasan bagi mahasiswa baru.
Hal tersebut seperti yang ungkapkan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, saat di temui oleh sejumlah awak media usai acara peletakan batu pertama pembangunan kampus baru Universitas Negeri Gorontalo di Bone Bolango, Kamis (21/7/2017).
Saat disinggung terkait proses penerimaan mahasiswa baru di beberapa universitas yang masih menjalankan tradisi ospek atau perpeloncoan dan kekerasan, dirinya mengungkapkan pihak Kementrian sudah mengeluarkan surat edaran melalui Direktorat Jenderal Pembalajaran, agar proses perpoloncoan yang sering di lakukan oleh mahasiswa senior di sejumlah kampus negeri atau swasta agar bisa dihentikan. Pasalnya hal tersebut di pandang tidak baik untuk pendidikan.
“Saya sudah melarang melalui surat edaran Direktorat Jenderal Pembelajaran, perguruan tinggi negeri maupun swasta tidak boleh lagi melaksanakan perpeloncoan dan tidak boleh melakukan kekerasan dalam penerimaan mahasiswa baru. Semua kami larang,” tegas Muhammad.
Dirinya menambahkan, untuk menggantikan hal tersebut pihaknya menganjurkan diisi dengan sosialisasi bela negara, wawasan kebangsaan, dan bagaimana mencintai tanah air. “Jika perpeloncoan atau kekerasan masih ditemukan dalam penerimaan mahasiswa baru, ada sangsi yang akan dikenakan bagi mahasiswa pelaku maupun dosen dan kampus itu sendiri,” lanjutnya.
Sementara itu dirinya juga mengatakan, terkait peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yang masih terbilang rendah, sehinga hal ini memicu pemerintah harus lebih fokus pada penigkatan kualitas pendidikan, baik dari infrastrukturnya maupun penigkatan pelayanan di masing–masing kampus. (idj/rhm)