Gorontalo, mimoza.tv – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif menyampaikan, dalam 6 bulan terakhir di tahun 2022, nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Gorontalo mengalami penurunan. Hal itu diungkapkan Mukhanif saat menggelar jumpa pers di Ruang Vicon Kantor BPS Provinsi Gorontalo, Senin (2/1/2022).
Lebih rinci Mukhanif menjelaskan, pada Desember 2022, NTP Gorontalo berqada di angka 99,19, atau turun – 1,25 persen, bila dibandingkan dengan NTP bulan November. Penurunan itu kata dia dikarenakan indeks harga yang diterima oleh petani (lt) turun sebesar -0,002 persen. Sementara harga yantg dibayarkan oleh petani (lb) naik sebesar 1,25 persen.
“Secara nasional NTP naik. Tapi bulan Desember 2022, ada 11 provinsi yang mengalami penurunan. Gorontalo salah satu dari 11 provinsi tersebut. Bahkan menurunya NTP kita ini sudah berlangsung enam bulan berturut-turut dan tidak kunjung naik dan nialinya di bawah 100.
Lanjut Mukhanid, nilai tukar di bawah dari angka 100 itu menunjukan hal yang tidak idea atau petani mengalami kerugian. Fenomena penurunan NTP itu kata dia, dikarenakan beberapa subsektor mengalami penurunan.
“Padi memang naik. Tetapi jagung turun. Jagung ini lebih besar dibandingkan dengan padi, sehingga NTP di tanaman pangan ini mengalami penurunan. Peternakan juga demikian. Harga komoditas lewat ternak seperti sapi dan lainnya mengalami penurunan kecuali ayam. Tetapi ayam ini kalah dibandingka dengan sapi. Sehingga NTP di peternakan ini mengalami penurunan. Selain itu, penurunan ini juga disebabkan lantaran biaya yang dikeluarkan oleh pemodal. Demikian juga biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi, tidak berimbang sehingga mengakibatkan penurunan,” tutur Mukhanif.
Dirinya menambahkan, dari 10 provinsi dibagian Timur Indonesia, 3 (tiga) provinsi mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP tertinggi pada Desember 2022 terjadi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu sebesar 0,90 persen, dan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Barat yaitu sebesar -2,47 persen.
Pewarta : Lukman.