Gorontalo, mimoza.tv – Festival dan Lomba Seni Siwa Nasional (FLS2N) 2019 yang digelar di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung tanggal 15 sampai 21 September 2019, menjadi ajang pembuktian Sukri Entengo dan Sindi Angriani Nurkamiden, pelajar SMAN 2 Limboto. Film pendek mereka yang berjudul “Nasihat Senja” menjadi jawara di ajang adu kreatifitas pelajar se- tanah air.
Kepada mimoza.tv, Arif R Makmur selaku guru pembimbing, bersama kedua pelajar itu bertutur soal ide dan proses pembuatan film tersebut.
Arif mengungkapkan, ke- ikut sertaan mereka di ajang adu bakat dan kreatifitas ini bermula dari keinginan untuk ikut di ajang bergengsi tersebut. Dengan sebuah kamera DSLR tim memulai pembuatan film ini pada bulan Mei 2019.
“Proses pembuatannya sekitar bulan Mei. Keseluruhan tim kita ada 12 orang. Untuk pendanaan pembuatan film-nya dari sekolah, begitu juga dengan kamera,” tutur Arif.
Proses pengambilan gambar yang hanya menggunakan satu kamera kata Arif, memjadi satu tantangan tersendiri buat dia dan tim. Dana yang mereka dapatkan dari sekolah itu, salah satunya dipakai untuk sewa lensa, agar bisa mendapatkan hasil yang dibutuhkan.
“Di tim saya sebagai produser sekaligus pembimbing, kameraman dan editornya Sukri. Sedangkan penulis naskah film-nya Sindi,” kata Arif.
Hal yang lucu kata dia, dua minggu setelah selesai proses pembuatan, mereka belum menemukan judul untuk film tersebut. Seluruh tim pun terpaksa harus menonton berulang kali film itu, hingga mendapatkan judul yang bagus.
“Setelah kita menonton berulang kali, kita mendapatkan empat judul. Dari empat judut tersebut dipilihlah Nasihat Senja. Setelah itu baru kami daftarkan untuk ikut FLS2N,” ungkap Arif.
Arif juga menjelaskan, karena di tingkat Kabupaten Gorontalo tidak menyelenggarakan seleksi, akhirnya dengan otomatis mereka mewakili Kabupaten Gorontalo di tingkat Provinsi. Dalam seleksi itu mereka mengalahkan perwakilan dari Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo. Lolos ke tingkat nasional, mereka mewakili Provinsi Gorontalo pada ajang FLS2N yang digelar di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Hal lainnya juga diungkapkan Sukri dan Sindi, kedua pelajar SMA 2 Limboto ini mengaku, penjurian di tingkat nasional sangat ketat. Selain karya film yang mereka buat, di adu dengan perwakilan dari 33 provinsi lainnya, jurinya melibatkan sutradara, produser film dan pelaku film sendiri.
“Saat penjurian, film-nya di putar satu persatu. Begitu juga dengan kita sebagai tim yang terlibat dalam pembuatan film di wawancarai satu per satu oleh dewan juri. Pertanyaan dari juri sangat detil, mulai dari ide, proses awal hingga akhir pembuatan film tersebut. Alhamdulillah kerja keras dengan peralatan dan dana yang ada, bisa menghasilkan hasil terbaik,” kata Sukri.
Menjuarai film pendek di ajang tersebut tak hanya membuat gembira Sukri dan Sindi. Momentum ini kata kedua pelajar tersebut, dijadikan modal untuk membuat karya yang lebih baik. Saat pulang dengan memboyong prestasi, mereka pun disambut meriah seluruh pelajar dan guru di SMA tersebut.
“Prestasi ini kami persembahkan tak hanya untuk sekolah saja. Ini juga kami persembahkan untuk Kabupaten Gorontalo dan Provinsi Gorontalo tercinta. Semoga ini juga menjadi motivasi untuk seluruh anak muda di Gorontalo. Bahwa dengan kekurangan, bukan jadi beban untuk kita berprestasi,” pungkas keduanya.(luk)