Gorontalo, mimoza.tv – Semakin tingginya angka penularan wabah virus corona membuat dunia terancam mengalami resesi. Bahkan belum lama ini, Direktur Dana Moneter Internasional (International Monetary Found/IMF) Kristalina Georiva menyebut, ekonomi dunia akan mengalami resesi, dan kondisinya lebih buruk dibandingkan depresi besar yang pernah melanda dunia sebelumnya.
Lalu seperti apa gambaran pereekonomi akibat pandemi tersebut, Ekonom Gorontalo, Bobby Rantow Payu dalam keterangannya ketika diwawancarai wartawan ini menyebut, jika merujuk pada prediksi WHO pandemi ini kan berakhr sekitar 2022-2024, hal ini tergantung pada riset vaksin yang sementara dilakukan sekarang. Bobby menyebut, jika prediksi ini benar, maka ini jadi tantangan berat bagi perekonomian indonesia.
“Untuk memperkecil dampak sekaligus recovery ekonomi tentunya pemerintah akan melakukan efisiensi dan restrukturisasi terutama di penganggaran program kegiatan,” kata Bobby saat diwawancarai Senin (21/9/2020).
Efisiensi ini kata dia akan berdampak ke daerah, terutama daerah yang masih bergantung pada transfer pusat termasuk Gorontalo yang rasio ketergantungan fiskalnya masih sangat tinggi (kurang lebih 75 persen).
Dengan rasionalisasi anggaran lanjut dia, maka kemungkinan transfer pusat ke daerah juga akan berkurang.
“Ini ancaman pertama. Ancaman kedua adalah peruntukkan anggaran yang kemungkinam besar masih akan diarahkan dalam menangani Covid-19. Maka kemampuan daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk pembangunan sektor lain otomatis akan berkurang,” jelas Bobby.
Namun, lanjut kata Dosen Ekonomi di Universitas Negeri Gorontalo ini, dampak corona untuk Gorontalo bisa dibilang masih “lebih baik” dibanding daerah lain apalagi skala nasional.
“Pertumbuhan ekonomi kita pada triwulan 2 yang hanya mengalami koreksi sekitar -0.2 persen. Meski minus tapi angkanya jauh lebih baik dibnding nasional yang hanya dikisaran -5 persen,” pungkasnya.(luk)