Gorontalo, mimoza.tv – Tensi politik di Gorontalo menjelang Pilkada Serentak 2024 semakin panas. Pasca mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil gubernur, Marten Taha dipecat dari jabatannya sebangai Ketua DPD II Golkar Kota Gorontalo.
Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Kota Gorontalo, Ghalieb Lahidjun dalam keterangan persnya seperti yang mimoza.tv kutip dari Go Pena.id mengatakan, pemecatan itu lantaran Marten tak lagi sejalan dengan keputusan yang dilahirkan oleh Partai Golkar pada Pilkada tahun 2024.
“Tidak sejalan lagi dengan keputusan partai, sehingga diberhentikan dan diganti oleh Pak Fikram Salilama sebagai Plt Ketua DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo,” ujar Ghalieb.
Ia menjelaskan, sebelum adanya pemecatan itu, DPD I Partai Golkar telah selesai melaksanakan rapat pleno yang di dalamnya membahas terkait beberapa hal penting. Diantaranya adalah dinamika politik yang berkembang di Kota Gorontalo yakni Marten Taha sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo yang maju mencalonkan diri sebagai bapaslon Wakil Gubernur Gorontalo.
“Sebagai senior di Partai Golkar, tentunya Marten mengerti konsekuensi yang akan diterima jika tidak lagi sejalan dengan kebijakan partai. “Sampai dengan pleno selesai dilaksanakan, Marten tidak memasukkan surat pernyataan pengunduran diri sehingga langsung diberhentikan oleh Partai Golkar dari jabatannya. Tidak mengundurkan diri, tetapi diberhentikan,”tegasnya.
Terakhir dirinya menambahkan bahwa ini merupakan sejarah yang sebenarnya telah berulang yang sudah pernah terjadi di tahun 2011.
“Pak Marten pernah memecat dan memberhentikan kader-kader Partai Golkar yang dianggap membangkan terhadap kebijakan dan keputusan politik yang telah diambil oleh Partai Golkar. Hal ini senada dengan yang terjadi saat ini, sehingga menurut saya ini dapat dipahami oleh beliau sebagai kader senior Partai Golkar,” tandasnya.
Langkah pemecatan ini mencerminkan dinamika internal Golkar yang mirip dengan situasi pada tahun 2011, ketika Marten Taha, yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPD II, memecat sejumlah kader yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakan partai. “Ini sejarah yang berulang, dan sebagai kader senior, Marten seharusnya memahami konsekuensinya,” tambah Ghalieb.
Di tengah situasi tersebut, pendaftaran Marten sebagai calon wakil gubernur semakin memperkuat deretan kader Golkar yang berkompetisi dalam Pilgub Gorontalo 2024-2029. Marten, mantan Wali Kota Gorontalo dua periode, akan berpasangan dengan Tonny Uloli, seorang tokoh politik yang sebelumnya berkarier di Golkar Papua dan pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Partai Golkar.
Dengan semakin tingginya tensi politik di Gorontalo, pertarungan menuju kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo diprediksi akan semakin ketat, terutama dengan hadirnya tokoh-tokoh berpengaruh seperti Marten Taha dan Tonny Uloli.
Penulis : Lukman.