Gorontalo, mimoza.tv – Innalillahi Wainna ilaihi Rodjiuun. Kabar duka kembali datang dari dunia seni Gorontalo. Pegambus dan pantun legendaris Gorontalo, Risno Ahaya, tutup usia, Rabu (12/8/2020).
Belum ada informasi jelas penyebab meninggalnya Sang Maestro “Tanggomo” atau seni bertutur khas Gorontalo ini.
Mengutip banthayo.id, sebelumnya pada tahun 2019 Risno dikabarkan sakit. Bahkan menurut istrinya waktu itu, sakit yang diderita pegambus tuna netra ini sudah berlangsung kurang lebih tiga tahun.
Semasa hidupnya, pegambus yang memulai karirnya sejak usia 10 tahun ini, sudah menciptakan lebih dari 200 lagu. Syairnya begitu dekat dengan kehidupan orang Gorontalo. Mulai dari kritik sosial, cinta, lelucon bahkan syair yang religius.
Lirik dan syair Risno Ahaya banyak bercerita tentang peristiwa yang terjadi dilingkungannya sehari hari. Karyanya tersebut tidak melalui proses tulis terlebih dahulu, melainkan mengandalkan ingatan yang kuat, selanjutnya Risno langsung mendendangkannya dalam bertanggomo.
Seni Tanggomo yang digelutinya juga pernah membubuhkan namanya menjadi juara satu pada Festival Kebudayaan tahun 1982. Bahkan predikat juara pertama itu dia pertahankan hingga tahun 1984.
Di masa jayanya juga, pelantun Tanggomo yang sering hadir di beberapa pasar tradisional ini sering juga diundang oleh pembesar dalam suatu hajatan, maupun diundang dalam kegiatan pentas seni dan budaya. Meski jaman telah berubah,Risno tetap konsisten merawat warisan tradisi bertutur hingga akhir hayatnya.
Selamat jalan legenda.(luk)