Gorontalo, mimoza.tv – Pembangunan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang bernilai miliaran dolar di hutan lindung Batang Toru, Sumatra Utara mengancam habitat orangutan terlangka di dunia dan memicu kekhawatiran mengenai ekspansi global proyek infrastruktur China.
Bahkan sejumlah aktifis dan penggiat lingkungan mengungkapkan,jika proyek ini akan dilaksanakan, akan jadi mimpi buruk bagi habitat orangutan dan beberapa satwa dilindungi lainnya.
Dilansir dari VOA, tahun 1997, seorang pakar antropologi biologi, Erik Meijaard, meneliti populasi orangutan yang terisolasi di Batang Toru di bagian selatan habitat orangutan Sumatra, dan para ilmuwan mulai meneliti apakah terdapat spesies baru yang unik.
Para ilmuwan mempelajari DNA, bentuk tengkorak dan gigi dari 33 orangutan yang terbunuh dalam konflik antar manusia dan hewan sebelum menyimpulkan bahwa mereka menemukan spesies baru. Spesies baru ini diberi nama,Pongo tapanuliensis atau orangutanTapanuli.
PLTA berkapasitas 510-megawatt, yang akan memasok listrik pada beban puncak di Provinsi Sumatra Utara, akan membanjiri habitat orangutan dan termasuk jaringan jalan dan transmisi listrik bertegangan tinggi.
Meijaard mengatakan bahwa bendungan tersebut akan menjadi “Lonceng Kematian” bagi hewan-hewan tersebut.(luk/voa)