Gorontalo, mimoza.tv – Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno bakal mengabaikan para pendiri paratainya yang meminta Amin Rais mundur dari jabatan Ketua Dewan Kehormatan . Eddy menilai, kelima pendiri PAN tersebut sudah lama tidak aktif di partai yang didirikan pada 23 Agustus 1998.
Dirinya menyebut, lima pendiri PAN yakni Abidilah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohammad, Toeti Heraty, dan Zumrotin, tidak memiliki pengaruh di partai.
“Selain itu mereka berlima ini adalah pendukung pasangan calon yang tidak diusung oleh DPP PAN,” ujar Eddy lewat keterangan teretulisnya, Rabu (26/12/2018), seperti di kutip dari Katadata.co.id.
Lanjut Eddy, dirinya menghormati posisi para pendiri PAN. Meski demikian, Eddy juga meminta mereka untuk menghormati sikap DPP PAN yang solid mendukung Amien, baik itu terkait posisi maupun pandangan politiknya.
Dirinya pun meminta seluruh pihak tetap menjaga keutuhan partai. Eddy berharap tidak ada pihak yang membuat suasana keruh sehingga timbul persepsi bahwa internal PAN rapuh.
Dirinya mengklaim tidak ada perpecahan dalam internal PAN.
Saya pastikan seluaruh kader PAN solid dalam menjalankan instruksi Ketua Umum untuk memenangkan kontestasi Pemilu dan Pilpres 2019,” jelas Eddy.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga mauladi juga meminta agar para pendiri partai tersebut menghormati sikap partai terkait posisi Amien. Viva mengatakan, posisi Amien sebagai Ketua Dewan Kehormatan diberikan berdasarkan mekanisme formal partai.
Keputusan tersebut diambil dalam Kongres PAN yang diselenggarakan di Bali. “Persoalan politik kepartaian, para pendiri harus mempercayakan kepada pengurus partai,” kata Viva.
Viva lantas meminta para pendiri PAN tidak mengumbar perbedaan pemikiran dan pilihan politik di publik. Jika ada perbedaan pemikiran dan pilihan, Viva menyarankan agar masing-masing pihak bertemu.
Menurut Viva, sikap tersebut lebih baik karena dapat membantu PAN dalam mempersiapkan Pemilu 2019. “Membantu partai dalam pemikiran dan sikap adalah suatu perbuatan yang bijak dan mulia,” kata Viva.
Lima pendiri PAN, yakni Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohammad, Toeti Heraty, dan Zumrotin sebelumnya meminta Amien Rais mundur dari jabatannya di partai. Kelima pendiri PAN mengemukakan lima alasan pengunduran diri Amien Rais, sebagai berikut:
Pertama, Amien dianggap semakin eksklusif dan tidak menumbuhkan kerukunan bangsa dalam berbagai pernyataan dan sikap politik.
Kedua, sebagai tokoh reformasi Amien dianggap bersimpati, mendukung, dan bergabung dengan politisi yang beraspirasi mengembalikan kekuatan Orde Baru ke kancah politik Indonesia.
Padahal, pendiri mendirikan PAN sebagai partai reformasi. “Yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan menegakkan demokrasi setelah 32 tahun di bawah kekuasaan absolut orde baru yang korup dan otoriter,” bunyi pernyataan para pendiri.
Ketiga, Amien telah menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan.
Keempat, Amien sebagai ilmuwan ilmu politik dianggap gagal mencerdaskan bangsa dengan ikut mengeruhkan suasana dalam negeri dalam menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran tentang kebangkitan PKI di Indonesia.
Kelima, menurut mereka, Amien sebagai orang yang berada di luar struktur utama PAN terkesan berat menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya dengan terus menerus melakukan manuver politik yang destruktif bagi masa depan partai.(luk)