Kota Gorontalo, mimoza.tv – Ratusan pekerja yang tergabung Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggelar aksi damai memperingati Hari Buruh Sedunia atau Mayday. Dalam tuntutannya, para pekerja ini menuntut dihapuskan outsourcing, pemberian jaminan sosial bagi pekerja, dan menolak upah murah.
Aksi yang digelar Senin (1/5/2017) sejak pagi hari ini, dimulai dari titik kumpul di depan kantor sekretariat FSPMI di jalan Arif Rahman Hakim, melewati jalan Sudirman dan jalan Panjaitan, dan menggelar orasi di Bundaran Tugu Saronde, dan berakhir di Taman Kota Gorontalo.
Dalam tuntutan mereka, Dewan Pimpinan Wilayah FSPMI dan seluruh pekerja di Provinsi Gorontalo meminta penghapusan outsourcing dan pemagangan, karena dianggap merugikan dan menyengsarakan para buruh. Dan meminta pemerintah untuk mencabut izin perusahaan yang masih menggunakan sistem tersebut.
Para pekerja juga meminta diberikan jaminan sosial seperti jaminan kesehatan gratis seluruh rakyat tanpa iuaran, atau dengan kata lain jaminan kesehatan murni dibiayai oleh negara. Selain itu, para pekerja juga menolak upah murah dan mencabut PP No.78/2015 tentang pengupahan yang memiskinkan kaum buruh.
Massa aksi juga meminta pemerintah mencabut izin usaha bagi perusahaan yang tidak membayar UMP sesuai ketentuan dan memperketat pengawasan terhadap pengupahan di Gorontalo. Massa aksi juga meminta agar pemerintah Kota Gorontalo segera membentuk Dewa Pengupahan Kota Gorontalo. Bahkan massa aksi mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar lagi dan mogok kerja, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.