Gorontalo, mimoza.tv – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada bulan November 2024 yang akan datang, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam menentukan pilihan, terutama terkait calon yang memiliki rekam jejak buruk, termasuk pernah terlibat dalam kasus korupsi. Para pengamat politik, aktivis anti-korupsi, serta tokoh masyarakat secara tegas mengingatkan pentingnya memilih pemimpin yang bersih dan berintegritas.
Korupsi merupakan salah satu persoalan serius yang telah lama menggerogoti pembangunan dan kesejahteraan di berbagai daerah. Pemimpin yang pernah terlibat dalam tindakan tersebut dikhawatirkan akan mengulangi perbuatan yang sama jika kembali berkuasa. Oleh karena itu, pemilih diharapkan tidak memberikan kesempatan kedua kepada calon kepala daerah mantan koruptor, demi mencegah berulangnya kasus penyalahgunaan kekuasaan.
“Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya. Memilih pemimpin yang pernah terlibat dalam korupsi hanya akan memperlambat kemajuan dan merusak integritas pemerintahan. Masyarakat harus berani menolak calon yang tidak memiliki rekam jejak bersih,” ujar Firman Abdul, warga kecamatan Tilongkabila, Bone Bolango, dalam wawancara Rabu (2-10-2024).
Mahasiswa hukum di salah satu kampus di Kota Gorontalo ini menekankan, pentingnya peran serta masyarakat dalam menciptakan pemerintahan yang bersih. Ia bersama rekan pegian anti korupsi pun mendorong agar pemilih lebih teliti dalam menelusuri rekam jejak para calon dan tidak tergiur janji manis tanpa memperhatikan integritas.
Ia mengatakan, apa yang disampaikan ini sebagai upaya peningkatan kesadaran, serta ajakan kepada masyarakat untuk aktif dalam menciptakan pemilihan yang bersih dan transparan.
“Memilih pemimpin yang bersih dan berintegritas adalah tanggung jawab kita bersama. Hanya dengan cara ini, kita bisa mencegah korupsi dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi daerah kita. Masa sih, kita harus memilih orang yang pernah jadi maling uang rakyat,” tegasnya.
Terakhir ia mengingatkan masyarakat, bahwa momentum Pilkada ini diharapkan masyarakat dapat lebih cermat dan kritis dalam menentukan pilihan, agar kepemimpinan yang terpilih benar-benar mampu membawa perubahan positif dan jauh dari praktik korupsi.
“Malu dong, punya pemimpin tapi mantan koruptor,”ujar Firman.
Amelia Hasan, salah satu warga yang berdomisili di Suwawa, Bone Bolango juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, pemimpin yang bersih dan berintegritas akan menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintahan. Memilih mantan koruptor bisa merusak citra daerah dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik dan pemerintah.
“Memilih pemimpin yang berintegritas memberikan teladan bagi kami selaku generasi muda. Pemimpin yang jujur dan transparan akan menjadi inspirasi bagi anak-anak bangsa untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab,” tandasnya.
Penulis : Lukman.