Gorontalo, mimoza.tv – Adanya polemik keuangan yang terjadi di Perumda Tirta Bulango di era kepemimpinan Ahmad Bahri menjadi sorotan masyarakat.
Djufri Ahmad misalnya. Salah satu warga di Kecamatan Kabila ini meminta agar Pemerintah Kabupaten Bone Bolango untuk segera melakukan evaluasi terhadap Direktur Perumda Tirta Bulango.
Menurutnya, dengan adanya polemik keuangan di tubuh PDAM Tirta Bulango yang sudah tersebar di media, menjadi salah satu indikasi bahwa perusahaan milik Pemda Bone Bolango itu tambah sakit.
“Kita tahu bersama perusahaan ini lagi sakit pasca ditinggal Yusar Laya yang sekarang jadi salah satu tersangka dugaan korupsi. Tapi dengan adanya persoalan di kepemimpinan direkturnya yang baru, berarti perusahaan tambah sakit,” ucap Djufri.
Olehnya ia berharap persoalan itu mendapat perhatian dari pemerintah, termasuk DPRD Bone Bolango.
“Kami masyarakat berharap persoalan di Perumda Tirta Bulango ini jadi perhatian. Kalau ada persoalan segera diselesaikan. Jangan ibaratnya kita ini memelihara tikus di lumbung padi. Segera lakukan evaluasi sebelum lebih parah lagi,” tegasnya.
Setali tiga uang, hal yang sama juga disampaikan oleh Frengky Uloli.
Menurutnya, Pemda selaku pemilik perusahaan air minum harus mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah di PDAM.
“Karena ada penyertaan modal, maka Pemda segera mengambil langkah. DPRD Kabupaten Bone Bolango juga harus gelar rapat dengar pendapat. Kalau bermasalah segera ganti. Agar permasalahan tidak semakin besar,” imbuhnya.
Ia berharap, Pemda bisa berkaca dari kejadian sebelumnya yang menimpa eks PDAM Bone Bolango tersebut. Dengan adanya intervensi pemerintah, maka harapannya perusahaan itu bisa sehat kembali.
Dalam sepekan terakhir ini, polemik keuangan di Perumda Tirta Bulango mencuat. Tak hanya soal gaji fantastis sang direktur, persoalan lainnya adalah laporan harian pemasukan dan pengeluaran kas yang tidak transparan, serta tidak tercatat sejak bulan Februari hingga Agustus 2023.
Begitu juga dengan informasi yang masuk kepada awak media soal hutang, pinjaman yang tidak jelas peruntukannya, dan tidak jelas pencatatannya dalam laporan keuangan tanpa koordinasi dengan Manager Administrasi dan keuangan.
Informasi lainnya adalah, proyek pemasangan pipa di kampus Universitas Negeri Gorontalo yang dibiayai oleh pinjaman hutang Perumda tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan, dan menggunakan barang bekas.
Penulis : Lukman